Buntut Panjang Bentrok dengan Persija, 3 Pemain PSM Dapat Perlakuan Tak Enak: Tempuh Jalur Hukum
3 Pemain klub Liga 1, PSM Makassar mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari oknum suporter sepak bola di Indonesia.
Menurut Sulaiman, kejadian yang melibatkan pemain di dalam lapangan saat pertandingan itu hal biasa dalam sepak bola.
Apalagi kalau tensi pertandingan tinggi. Akan tetapi, harus diingat itu hanya terjadi saat pertandingan 2x 45 menit.
Setelah pertandingan para pemain, staf pelatih dan ofisial kedua tim terlihat saling bersalaman, berpelukan bahkan saling bercanda.

"Ini yang tidak terlihat oleh oknum pelaku rasisme itu. Jadi dalam mengekspresikan dukungan ke klub idola, tidak perlu sampai melanggar norma-norma sportivitas," tutur pria akrab disapa Sule ini.
"Bagaimana pun pertandingan sudah selesai. Umpama ada rasa kecewa karena tim yang didukung tidak bisa menang, ya tidak elok kalau sampai dilampiaskan dengan cara rasisme ke pemain tim lawan," sambungnya.
Sule menyebut, rasisme kepada pemain PSM Makassar tidak akan membuat mereka melemah. Justru akan membuat mental mereka semakin kuat.
Pemain PSM Makassar yang menjadi sasaran rasisme adalah sosok yang profesional, dewasa dan kuat secara mental.
"Justru saya yakin ini akan menjadi motivasi bagi mereka untuk membuktikan diri bahwa mereka adalah sosok juara," sebutnya. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Apa Sanksi Pelaku Rasisme di Sepakbola? Tiga Pemain PSM Makassar Kini Jadi Korban Usai Lawan Persija dan di Kompas.com dengan judul "Usai Jadi Korban Tindakan Rasialis, Tiga Pemain PSM Tempuh Jalur Hukum"
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.