Kurang Dari Sebulan, Sudah 4 Orang Dievakuasi Akibat Obesitas dengan Berat Badan 150 Kg Lebih
Kurang Dari Sebulan, Sudah 4 Orang Dievakuasi Akibat Obesitas Dengan Berat Badan Lebih Dari 150 Kg
Kat Dyah, dengan bobot tubuh yang sekarang mencapai Rp230 kilogram, Ahmad Juwanto membutuhkan penanganan medis lebih lanjut agar kondisinya tidak kian memburuk.
4. Ario Gunawan Chaz dengan berat badan 150 Kg

Terbaru, petugas gabungan mengevakuasi seorang warga Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Ario Gunawan Chaz (42) yang berbobot 150 kilogram, pada Rabu (12/7/2023).
Kasi Ops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan evakuasi tersebut dilakukan dari RSUD Ciracas ke RSU Adhyaksa.
"Kita terima laporan permintaan evakuasi pukul 23.00 WIB dari AGD (ambulans gawat darurat) untuk membantu membawa pasien obesitas," kata Gatot di Jakarta Timur, Kamis (13/7/2023).
Camat Ciracas Yuswil Rasyid membenarkan evakuasi warganya yang menderita obesitas ke RSU Adhyaksa untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
"Memang ada, dan sekarang sedang di RSU Adhyaksa," tutur Yuswil.
Apa itu obesitas?
Berkaca dari kasus-kasus tersebut, penting menjadi perhatian untuk melakukan pencegahan obesitas dengan gaya hidup yang sehat.
Obesitas merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang memiliki kelebihan berat badan atau lemak tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
Beberapa metode biasanya dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi obesitas.
Salah satunya dengan mengukur Body Massa Index atau BMI.
Lewat Body Massa Index, dokter akan menilai apakah seseorang memiliki berat badan yang sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan tinggi badannya.
Mengutip laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, obesitas dapat memicu terjadinya penyakit-penyakit kronis seperti serangan jantung koroner, stroke, diabetes mellitus (kencing manis), dan darah tinggi (hipertensi).
Selain itu, penderita obesitas juga berisiko terjadi penyumbatan pernapasan ketika sedang tidur. Bahkan, dapat memicu terjadinya kanker kelenjar prostat bagi laki-laki serta kanker payudara dan leher rahim bagi perempuan.
Faktor yang menyebabkan tingginya risiko obesitas
Obesitas terjadi saat jumlah lemak yang didapatkan tidak sebanding dengan jumlahnya yang dibakar.
Hal ini, menyebabkan terjadinya penumpukan lemak dan membuat seseorang menjadi kelebihan berat badan.
Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena obesitas. Seperti genetik, gaya hidup, tidak aktif, hingga diet tidak sehat, dan masalah medis tertentu.
Mengutip laman medicalnewstoday inilah sejumlah hal yang dapat meningkatkan risiko obesitas.
1. Mengkonsumsi terlalu banyak kalori
Ketika seseorang mengkonsumsi lebih banyak kalori dari pada yang mereka gunakan sebagai energi, tubuh mereka akan menyimpan kalori ekstra sebagai lemak.
Penumpukan lemak ini jika dibiarkan terus menerus bisa mengarah ke obesitas.
Selain itu konsumsi beberapa makanan dan minuman yang tinggi lemak dan gula, juga cenderung menyebabkan penambahan berat badan.
Beberapa item makanan dan minuman yang dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan tersebut meliputi :
- Makanan cepat saji
- Gorengan
- Daging berlemak dan olahan berlebih
- Terlalu banyak produk susu
- Makanan dengan tambahan gula berlebih
- Makanan yang mengandung gula tersembunyi seperti makanan kaleng dan kemasan lainnya
- Minuman beralkohol
- Makanan olahan
- Makanan dengan karbohidrat tinggi, dan lain-lain
- Mengonsumsi terlalu banyak makanan ini dan melakukan terlalu sedikit olahraga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan risiko obesitas.
2. Kurang aktivitas
Kurang aktivitas bisa meningkatkan risiko obesitas.
Sebab, semakin sedikit seseorang bergerak maka semakin sedikit kalori yang mereka bakar.
Selain itu, aktivitas fisik memengaruhi cara kerja hormon seseorang, dan hormon memengaruhi cara tubuh memproses makanan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat membantu menjaga kadar insulin tetap stabil.
Kadar insulin yang tidak stabil dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Beberapa contoh aktivitas fisik yang bisa dilakukan, tidak melulu hanya sekedar di pusat pelatihan gym atau olahraga saja.
Aktivitas berjalan, bersepeda, menaiki tangga, atau pekerjaan fisik lain juga bisa dilakukan.
3. Tidak cukup tidur
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur meningkatkan risiko kenaikan berat badan dan mengembangkan obesitas.
Para peneliti meninjau bukti sebuah studi untuk lebih dari 28.000 anak dan 15.000 orang dewasa di Inggris Raya tahun 1977 hingga 2012.
Mereka menyimpulkan, bahwa kurang tidur secara signifikan meningkatkan risiko obesitas baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
Kurang tidur dapat menyebabkan obesitas karena dapat membuat perubahan hormonal yang meningkatkan nafsu makan.
Ketika seseorang kurang tidur, tubuhnya memproduksi ghrelin, yaitu hormon yang merangsang nafsu makan.
Pada saat yang sama, kurang tidur juga menghasilkan produksi leptin yang lebih rendah, yaitu hormon yang menekan nafsu makan.
Itulah beberapa faktor risiko obesitas. Namun perlu dicatat, selain tiga hal tersebut mungkin ada beberapa kondisi khusus lainnya yang memungkinkan seseorang berisiko obesitas.
Baca artikel menarik lain di Google News.
Tingkatkan Kesadaran Masyarakat, FAKTA Indonesia Deklarasi Kampung Siaga Diabetes dan Obesitas |
![]() |
---|
Aksi Damkar Pakai Teknik Khusus Bantu Pemakaman Warga Berat 208 Kg, Peti Jenazah 3 Kali Lebih Besar |
![]() |
---|
Saat Pramono Harus Kerja Keras Atasi Kemiskinan, Banyak ASN di Jakarta Alami Obesitas dan Overweight |
![]() |
---|
62 Persen ASN Jakarta Obesitas, Gubernur Pramono: Ikuti Gubernurnya, Hidup Sehat Walau Beban Banyak |
![]() |
---|
Dinas Kesehatan: 62 Persen ASN Jakarta Obesitas, 15 Persen Alami Masalah Kejiwaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.