Kurang Dari Sebulan, Sudah 4 Orang Dievakuasi Akibat Obesitas dengan Berat Badan 150 Kg Lebih

Kurang Dari Sebulan, Sudah 4 Orang Dievakuasi Akibat Obesitas Dengan Berat Badan Lebih Dari 150 Kg

|
Bima Putra/TribunJakarta.com
Ahmad Juwanto (19) yang mengalami obesitas hingga memiliki berat lebih dari 200 kilogram 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Obesitas masih menjadi salah satu kondisi yang mengkhawatirkan di Indonesia.

Menurut catatan TribunJakarta, sedikitnya sudah ada empat orang harus dievakuasi akibat kelebihan berat badan atau obesitas dalam kurun waktu kurang dari sebulan.

Sebelumnya, pada Juni 2023 lalu seorang pemuda asal Tangerang bernama Muhammad Fajri menghembuskan nafas terakhir di RSCM Jakarta, setelah mendapat perawatan insentif atas kondisi yang dialaminya.

Fajri mengalami obesitas sampai beratnya kurang lebih mencapai 300 kilogram hingga akhirnya meninggal dunia setelah 14 hari dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

Baca juga: Harapan Ayah Cipto Pria Obesitas 200 Kilogram, Ingin Melihat Sang Anak Sehat dan Menikah

Fajri meninggal dunia setelah sesak nafas yang dialaminya semakin berat.

Di saat-saat terakhir hidupnya, ia juga harus mengonsumsi obat-obatan untuk meredakan nyeri akibat proses pemasangan ventilator.

Terbaru, sebanyak 4 orang penderita obesitas harus dievakuasi ke rumah sakit sejak akhir Juni hingga 13 Juli 2023 ini.

Berikut daftar yang dirangkum TribunJakarta.com :

1. Sumarlan, berat badan mencapai 200 Kg

Petugas damka evakuasi pria obesitas 200 kilogram, Sumarlan (60), dari lantai dua ruko di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2023). 
Petugas damka evakuasi pria obesitas 200 kilogram, Sumarlan (60), dari lantai dua ruko di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2023).  (Istimewa)

Sumarlan (60) pria obesitas berbobot 200 kilogram dievakuasi oleh tim Damkar Sektor Senen di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2023).

Sebelum dievakuasi oleh petugas damkar, Sumarlan lebih dari satu tahun hanya bisa terbaring di lantai dua ruko konveksi yang ada di bilangan Gambir, Jakarta Pusat.

Selama sakit, Sumarlan diurus oleh anak semata wayangnya yang juga bekerja di Jakarta.

Yatimin, yang merupakan teman kerja Sumarlan menceritakan bahwa kondisi kesehatan rekannya itu sudah memburuk sejak sekira dua tahun lalu.

Awalnya Sumarlan mengeluhkan sakit di bagian kaki, namun semakin lama justru kondisinya kian memburuk hingga membuatnya tak bisa berjalan.

Terkait obesitas, kata Yatimin memang temannya itu sudah memiliki perawakan badan yang besar sejak usia muda.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved