Soal Puluhan Kucing Mati Mendadak, Pakar Ungkap Bedanya Ciri-Ciri Hewan Terkena Rabies dan Keracunan

Soal Puluhan Kucing Mati Mendadak, Pakar Ungkap Bedanya Ciri-Ciri Hewan Terkena Rabies dan Keracunan

|
Gerald Leonardo Agustino/ TribunJakarta.com
Ilustrasi kucing 

"Jadi gejala klinis (rabies) akan timbul setelah virus sampai otak besar atau sistem saraf pusat,"

"Virus itu butuh waktu dari lokasi gigitan (menuju ke otak),"

"Misalnya kalau gigitan itu terjadinya di jari atau kaki, atau gigitan terjadi di leher itu berbeda waktu yang diperlukan (menuju otak) untuk sampai gejala klinis itu muncul. Jadi masa inkubasi (virus) tergantung lokasi gigitannya," kata dokter Heru.

"Kalau gigitan jauh dari sistem saraf pusat, maka timbulnya gejala akan membutuhkan waktu lebih lama ketimbang hewan yang digigit di bagian leher atau kepala," tambahnya.

Oleh sebab itu apabila kasus kematian kucing terjadi secara bersamaan dalam jumlah banyak, dikatakan dia kemungkinan besar hal ini bukan disebabkan oleh rabies.

Sebab, dari banyaknya jumlah hewan yang mati mendadak tersebut kecil kemungkinan seluruhnya memiliki luka gigitan hewan penular rabies di lokasi yang sama sehingga menimbulkan kematian pada waktu yang nyaris bersamaan pula.

"Sesama-samanya (hewan) digigit, kalau yang satu digigit di kepala, yang satu digigit di ekor, yang satu di gigit di kaki, gejala rabies itu akan muncul dalam waktu yang berbeda," imbuhnya.

Ia pun berpendapat, bahwa penyebab kematian mendadak puluhan kucing di Sunter Agung dalam kurun waktu dua minggu, kemungkinan dikarenakan keracunan.

Meski begitu, kata dia perlu penyelidikan lebih lanjut untuk dapat mendiagnosa dan memastikan penyebab kasus tersebut.

"Kalau menurut ilmu Epidemiologi, misalnya keracunan itu biasanya karena hewan kontak dengan penyebab dalam waktu yang hampir bersamaan dengan sumber racun yang sama. Misalnya apakah ada pakan atau air dan lain-lain yang terkena (zat beracun) lalu hewan-hewan tersebut kontak dengan sumber tersebut, maka dalam waktu yang bersamaan akan menyebabkan kematian,"

"Seperti orang keracunan saat makan di pesta, dalam waktu yang bersamaan sehingga kejadiannya juga hampir bersamaan. Namun perlu ditelusuri lebih lanjut," paparnya.

Sebagai informasi, saat ini Jakarta merupakan salah satu provinsi yang sudah dinyatakan bebas rabies di Indonesia.

Mengutip data Kemenkes, saat ini ada 26 provinsi yang menjadi endemis rabies, tapi hanya 11 provinsi yang bebas rabies yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved