Tanggulangi Stunting Jakarta, Anggota DPRD DKI Kenneth: Pemprov Wajib Edukasi Warga Soal Kesehatan
Sebanyak ratusan ribu balita di Jakarta didiagnosis mengidap stunting atau masalah gizi kronis akibat kurang asupan gizi.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Menurutnya, penyebab stunting tidak hanya masalah asupan nutrisi, namun juga pengetahuan orang tua terhadap bahaya stunting, infeksi berulang, hingga sanitasi yang kurang baik.
"Ini temuan saya langsung di lapangan ya, saya melihat rata-rata balita yang terdampak stunting ini adalah kurang adanya kesadaran dari orang tuanya dalam menjaga kebersihan dan sanitasi.
Tidak adanya MCK serta lingkungan tempat tinggal yang kurang dari pencahayaan matahari," kata Kenneth.
"Seharusnya Pemkot paham permasalahan ini bahwa masyarakat harus mendapatkan edukasi pengetahuan terhadap kebersihan dan sanitasi yang layak, yang belum mempunyai MCK yah harus di akomodir dan dibuatkan," lanjut dia.
Kemudian, sambung dia, Pemkot harus melakukan mapping terhadap daerah-daerah permukiman padat penduduk yang memang kebersihannya kurang.
Serta dilakukan edukasi terhadap bahayanya jika tidak menjaga kebersihan, selain bahaya stunting bisa juga terkena penyakit lainnya seperti penyakit pernapasan, penyakit kulit dan jenis penyakit berbahaya lainnya.
"Ini harus menjadi bahan evaluasi bagi Pemkot dan Pemprov DKI Jakarta untuk membuat satu program pengentasan stunting ini, selain memberikan bantuan alangkah baiknya kita juga fokus di program pencegahan dini.
Program pencegahan dini ini akan menghabiskan anggaran lebih sedikit, jika dibandingkan dengan program pemberian bantuan stunting. Karena pencegahan ini hanya melakukan kegiatan sosialisasi yang lebih murah ongkosnya, jika dibandingan memberikan bantuan yang otomatis akan melakukan pembelian barang-barang pokok," tutur Kenneth.
Kenneth pun mengapresiasi kepada Camat dan Lurah Kembangan yang sudah membantu memberikan data akurat terkait balita yang mengalami stunting di wilayah tersebut.
Ia pun menegaskan, dirinya akan terus turun ke bawah untuk membantu balita yang mengalami stunting di wilayah dapilnya yakni wilayah Taman Sari, Grogol Petamburan, Palmerah, Kebon Jeruk, dan Kembangan.
"Jadi saya bisa langsung memberikan bantuan door to door dengan tepat sasaran, dan kegiatan ini akan saya terus lakukan jikalau memang saya mengetahui bahwa masih ada balita yang belum mendapatkan bantuan," tutur Kent.
Dalam memberikan bantuan terhadap balita stunting, Kenneth menegaskan dana tersebut menggunakan dana pribadinya.
Namun tak menutup kemungkinan nantinya dia akan menggunakan dana dari Corporate Social Responsibility (CSR).
"Mekanismenya saya bisa menggunakan dana pribadi, atau bisa nanti pakai anggaran CSR. Pada prinsipnya, saya hanya berniat berbuat baik dan membantu pemerintah, karena saya sadar bahwa untuk melakukan pengentasan stunting ini tidak bisa hanya dilakukan sepihak saja. Semua pihak harus mau bergotong-royong untuk bergerak dan mengkesampingkan ego sektoral, dengan harapan permasalahan stunting ini bisa segera teratasi," tuturnya.
Diketahui, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Ibu Kota sebesar 14,8 persen pada tahun lalu.
DPRD DKI Desak Pemprov Tindak Tegas Operator Parkir Ilegal di Jakarta |
![]() |
---|
Ketua DPRD Jakarta Dukung Kebijakan Gubernur Pramono Soal Diskon Pajak Hotel dan Restoran |
![]() |
---|
DPRD Bongkar Ancaman Defisit Anggaran 2026, Pramono Pamer APBD Surplus Rp 14,67 T |
![]() |
---|
RS Royal Batavia Bertaraf Internasional Bisa Jadi Solusi Warga Tak Perlu Jauh Berobat ke Luar Negeri |
![]() |
---|
Komisi D DPRD Apresiasi Pembangunan Rumah Sakit Milik DKI Bertaraf Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.