Cerita Kriminal

Ayah Wafat dan Ibu Jadi Petani, Waliyin Malah Masuk Grup Tak Wajar yang Berujung Mutilasi Mahasiswa

Seorang pemuda asal Kabupaten Magelang, Waliyin menjadi pelaku mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Redho Tri Agustian.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
tribunjogja
Dirkrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan Waliyin, RD dan Redho Tri Agustian ternyata tergabung dalam satu grup yang ada di media sosial. Dalam grup tersebut para anggotanya melakukan aktivitas tak wajar. 

Di kampung itu, kata Kadus, Waliyin tinggal dalam satu rumah kecil bersama ibu dan saudara laki-lakinya.

Di mana, rumah itu dibagi dua menggunakan sekat, satu sisi untuk tinggal Waliyin dan Ibunya.

Sedangkan sisi lain ditempati saudara laki-laki Waliyin bersama istrinya.

"Ayahnya Waliyin sudah meninggal lama, ayahnya orang sini asli. Mereka 4 bersaudara lahir di sini semua, dua laki-laki dan dua perempuan. Yang tinggal di rumah itu, tinggal Ibunya dan abangnya Waliyin (sudah berkeluarga), jadi ada dua keluarga di sana , sudah KK sendiri-sendiri,"terangnya.

Lanjut dia, Ibu kandung Waliyin sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.

Sedangkan, saudara laki-lakinya bekerja serabutan.

"Kalau Waliyin itu kerja ke luar-luar itu (ke luar kota). Tapi, saya tidak tahu persis kapan mulai merantau, berapa lama gitu, taunya itu merantau aja. Kalau dulu, di rumah sebelum merantau ya bantu-bantu ibunya, ya nganggur lah ya,"terangnya.

Baca juga: Detik-detik Terakhir Mahasiswa di Sleman Sebelum Dimutilasi, Ngaku ke Teman Lapar Mau Beli Makanan

Ia mengatakan, terakhir kali bertemu dengan Waliyin sebelum puasa tahun 2022 lalu.

Saat itu, Waliyin bersama ibunya datang untuk membuat sertifikat tanah.

"Kemari sama ibunya, dua orang aja. Itu sikapnya masih normal tidak ada yang mencurigakan. Itu mau buat sertifikat tanah katanya untuk Waliyin,"ungkapnya.

Carik Sukomulyo sekaligus tetangga Waliyin, Sudaliyo mengatakan, Waliyin yang dikenalnya merantau sejak lulus MTS atau Setingkat SMP.

Namun, dirinya tidak mengetahui persis pekerjaan apa yang dilakoni oleh Waliyin.

"Kalau kerjanya apa saya tidak tahu, katanya yaitu ikut juragan-nya. Dia juga merantau pernah sampai Papua. Itu juga pernah kata keluarganya merantau sampai ke Singapura. Itu saya ditunjukin foto sama keluarganya di rumahnya itu, ada bacaan 'Di Singapura'. Kalau yang merantau di Jogja ini dikasih tau sama keluarganya, katanya di Jogja gitu,"bebernya.

Menurut Sudaliyo, Waliyin juga sosok anak yang kalem, anteng, dan rajin.

Bahkan, tak jarang jika kembali ke rumahnya Waliyin selalu menyempatkan ikut Mujadahan bersama warga kampung.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved