Kejahatan Jalanan Naik, Polres Jakut Akan Tindak Represif dan Razia Skala Besar Demi Lindungi Warga
Polres Metro Jakarta Utara meningkatkan upaya represif dan razia skala besar tangani kejahatan jalanan demi lindungi warga.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Polres Metro Jakarta Utara meningkatkan upaya represif dalam rangka menangani kejahatan jalanan yang beberapa pekan belakangan sempat meningkat.
Upaya represif berupa penindakan terhadap pelaku kejahatan jalanan digencarkan di titik-titik rawan yang tersebar di enam kecamatan Jakarta Utara.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, tindakan represif yang dilakukan pihak kepolisian merupakan upaya lanjutan dari tindakan preventif.
"Kami informasikan bahwa untuk di kepolisian Jakarta Utara fokus pada dua hal, yaitu preventif dan represif," kata Gidion, Jumat (21/7/2023).
Upaya preventif dilakukan dengan cara patroli skala besar.
Ratusan personel dari Polres Metro Jakarta Utara dan enam polsek jajaran sudah dikerahkan melakukan patroli rutin di titik-titik rawan kejahatan jalanan.
Baca juga: Berawal dari Kasus Viral, Polisi Bongkar Sindikat Begal Spesialis Jalan Tol Jakarta Utara
Patroli rutin ini belakangan diubah metodenya menjadi razia.
Lewat razia skala besar, polisi bisa langsung menangkap dan menindak para pelaku kejahatan yang ditemui langsung di jalanan.
"Digabungkan dengan razia skala besar untuk mencegah terjadinya tindak pidana. Namun, demikian selalu ada saja tindak pidana yang terjadi, baik itu dengan kekerasan maupun pemberatan yang kemudian dilakukan kepada masyarakat Jakarta Utara," ucap Kapolres.

Gidion mengungkapkan, sasaran dari razia skala besar yang dilakukan jajarannya ialah pelaku-pelaku tindak pidana tertentu.
Yang pertama ialah para pelaku 3 C, yaitu curat (pencurian dengan pemberatan), curas (pencurian dengan kekerasan), dan curanmor (pencurian kendaraan bermotor).
Terkait curas sendiri bisa menyasar para pelaku yang sangat meresahkan masyarakat, terutama pelaku pembegalan.
Polisi juga menyasar para pelaku tawuran yang kerap membuat ketakutan di tengah-tengah masyarakat, misalnya di wilayah pesisir Cilincing.
Terakhir, enam pelaku tawuran di Kalibaru ditangkap seiring razia skala besar yang dilakukan pada Sabtu (15/7/2023) lalu.
Gidion pun membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat Jakarta Utara untuk melaporkan kejahatan jalanan yang terjadi di wilayahnya.
Unggahan-unggahan yang diviralkan masyarakat, lanjut Gidion, juga bisa membantu pihak kepolisian dalam mengungkap kasus yang terjadi.
"Kami perlu ucapkan terimakasih kepada media sosial yang melakukan viral, karena sangat membantu kami dalam melakukan pengungkapan," kata Kapolres.
Baca juga: Pelaku Begal yang Viral Tusuk Sopir Pikap di Exit Tol Tanjung Priok Ditangkap
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh menegaskan, di tengah peningkatan tindakan represif untuk menciptakan masyarakat kondusif, upaya-upaya preemtif dan preventif juga berjalan beriringan.
Program Polda Metro Jaya seperti Polisi RW dan Halo Polisi, hingga program Sadar dari Polres Metro Jakarta Utara diharapkan bisa menegaskan kehadiran polisi di tengah-tengah masyarakat.
"Sapa, itu interaksi tatap muka. Kemudian Dengar, selama ini mungkin kita kurang mendengar, sekali-sekali kita ada di posisi mendengar keluh kesah masyarakat, informasi, persoalan," kata Iverson.
"Kemudian dengan menampung dan menganalisa berbagai informasi yang kita dengar tentu respons kita akan lebih tepat," sambungnya.
Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara sendiri, lanjut Iverson, telah menerapkan upaya inovatif dengan melibatkan "emak-emak" sebagai ujung tombak monitoring kejadian di wilayah.
Peran aktif ibu-ibu di lingkungan masyarakat, misalnya dalam keterlibatan mereka di PKK hingga Juru Pemantau Jentik (Jumantik), diharapkan dapat menghadirkan informasi-informasi yang berguna bagi kepolisian untuk bertindak lebih lanjut.
"Reserse juga melakukan inovasi kemarin ada program Emak-Emak Bersama Polri (Emari), jadi emak-emak ini bergerak bersama kami rasa penting untuk kami libatkan, karena banyak sekali informasi yang bisa diperoleh dari mereka," ucap Iverson.
"Selain militan, emak-emak ini kan juga punya kegiatan yang sangat aktif di masyarakat. Ada Jumantik, kegiatan bidang kesehatan, kemasyarakatan, sosial, tentu Jumantik ini tidak boleh kita anggap remeh, ini menjadi penting menjadi sumber informasi untuk mendukung kegiatan kepolisian di lapangan," paparnya lebih lanjut.
Iverson menambahkan, dari hasil evaluasi peningkatan tindakan represif sepekan belakangan, sudah ada perubahan tingkat kejahatan di titik-titik rawan.
Ia mengklaim sudah ada penurunan tindak pidana di jalanan terutama setelah patroli yang ditingkatkan menjadi razia skala besar.
"Dari evaluasi satu sampai minggu terakhir terjadi peningkatan kejahatan jalanan, tentu cara bertindak polisi pun harus menyesuaikan dengan kerawanan," kata Iverson.
"Dan pascaoperasi satu minggu terakhir ini evaluasi yang dipimpin Pak Kapolres, terjadi kecenderungan penurunan angka kejahatan jalanan. Cara represif akan terus dilakukan tentu dengan parameter dan pola yang terukur," pungkasnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.