Makna di Balik Lambang Garuda Pancasila, Identik dengan Hari Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus
Makna di Balik Lambang Garuda Pancasila, Ternyata Identik dengan Hari Kemerdekaan 17 Agustus
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia.
Oleh sebab itu, sebagai warga negara Kamu harus memahami apa makna yang tersirat dari lambang tersebut.
Berdasarkan pasal 46 Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan, lambang negara Kesatuan Republik Indonesia ialah berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan.
Lambang tersebut, tampak memiliki perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda.
Baca juga: Fakta Tentang Bendera Pusaka yang Dijahit Fatmawati: Ternyata Pernah Dirobek Ajudan Bung Karno
Selain itu, ada juga semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang ditulis di atas pita yang digambarkan berada dalam cengkraman Garuda.
Garuda Pancasila disusun untuk merepresentasikan filosofi bangsa Indonesia itu sendiri.
Maka dari itu, Garuda Pancasila memiliki banyak simbol-simbol yang masing-masing terdapat makna di baliknya.
Salah satunya, juga sangat identik dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, yakni tanggal 17 Agustus 1945.
Makna Lambang Garuda Pancasila
Perlu diketahui, bahwa penjunjukan burung Garuda sebagai lambang negara dikaitkan dengan penggambaran burung yang gagah.
Mengutip laman Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, bpip.go.id, Burung garuda merupakan raja dari segala burung yang juga dikenal sebagai Burung Sakti Elang Rajawali.
Burung Garuda melambang kekuatan dan gerak yang dinamis, hal ini juga dituangkan dengan gambar sayapnya yang mengembang, dan siap terbang.
Dengan sayapnya yang mengembang siap terbang tersebut, melambangkan dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.
Selain itu, berikut makna dari simbol-simbol Garuda Pancasila :
1. Jumlah Bulu
Garuda Pancasil, memiliki jumlah bulu yang terkait dengan kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bulu tersebut, meliputi pada bagian sayap, leher, hingga ekornya. yang mencerminkan tanggal Kemerdekaan Indoneisa, 17 Agustus 1945.
Adapun untuk bulu pada sayap kanan dan kiri, masing-masing berjumlah 17 helai. Sementara untuk bulu ekor berjumlah 8 helai, di bawah kalung perisai yang terhubung dengan ekor terdapat bulu berjumlah 19, juga bulu pada leher yang berjumlah 45.
Jumlah bulu tersebut, mencerminkan tanggal Kemerdekaan Indonesia yakni, 17-8-1945.
2. Cakar Burung Garuda
Pada bagian cakar atau kaki burung Garuda dalam simbol Garuda Pancasila, digambarkan tengah menggenggam erat sebuah pita berwarna putih dengan tulisan Bhinneka Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika, artinya adalah "berbeda-beda tetapi satu jua". Slogan ini merupakan salah satu bukti identitas dan kekuatan bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan suku, agama, juga budaya, namun tetap dalam bersatu dalam Indonesia.
3. Perisai
Perisai merupakan sebuah lambang dari perlindungan, karena perisai sering dibawa ke medan perang oleh para prajurit untuk melindungi diri dari serangan musuh.
Dalam pasal 48 Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2009, dijelaskan bahwa di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam yang melintang, melambangkan Khatulistiwa yang membelah Kepulauan Indonesia.
Adapun dari perisai tersebut, terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar Pancasila yakni sebagai berikut :
- Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa : dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima
- Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai
- Dasar Persatuan Indonesia : dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai
- Dasar Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan : dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai
- Dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia : dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai.
Itulah makna dari lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila.
Sejarah Paskibraka Indonesia
Sementara itu, ketahui juga sejarah tentang Paskibraka atau Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Indonesia.
Sebentar lagi, Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke 78.
Biasanya, peringatan Hari Kemerdekaan selalu diselenggarakan upacara nasional di Istana Negara.
Para pasukan pengibar bendera pusaka atau Paskibraka akan ditugaskan untuk mengibarkan sang merah-putih dalam upacara kenegaraan tersebut.
Pasukan tersebut, biasanya terdiri dari pemuda-pemudi seluruh Indonesia yang telah diseleksi dengan penilaian yang ketat.
Di balik itu semua, nyatanya hadirnya Paskibraka pada setiap upacara kenegaraan di Indonesia ternyata memiliki cerita yang cukup panjang.
Perlu diketahui, awal mula terbentuknya Paskibraka, dituangkan dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0065 tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Disebutkan, bahwa cikal bakal Paskibraka lahir bersamaan dengan terjadinya peristiwa proklamasi tahun 1945.
Tepatnya pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 pagi di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56 Jakarta.
Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan, bendera kebangsaan merah-putih pun dikibarkan oleh dua orang muda-mudi yang dipimpin oleh Latief Hendradiningrat.
Bendera tersebut, dijahit oleh tangan Fatmawati Soekarno.
Bendera inilah, yang kemudian disebut dengan bendera pusaka.
Kala itu, bendera pusaka berkibar siang dan malam di tengah dentuman suara tembakan dan meriam dalam perjuangan melawan Belanda.
Walau ketika itu proklamasi kemerdekaan sudah dilakukan, namun kenyataannya perjuangan belum selesai.
Belanda, masih ingin menguasai Indonesia sehingga ketika itu perjuangan masih berlanjut.
Hingga pada 4 Januari 1946, situasi kota Jakarta semakin genting, sehingga Presiden Soekarno dan juga Wakilnya Bung Hatta, pergi meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan membawa bendera pusaka yang sebelumnya sudah berkibar.
Bendera tersebut dibawa dengan cara dimasukan ke dalam koper milik Presiden Soekarno, dan selanjutnya Ibukota Negara Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017 dituliskan, bahwa terbentuknya pasukan pengibar bendera pusaka kemudian terjadi menjelang peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1946.
Presiden Soekarno ketika itu memerintahkan ajudannya yang bernama Mayor M. Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara kenegaraan terkait peringatan detik-detik proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada 17 Agustus 1946 di halaman Istana Presiden Gedung Agung, Yogyakarta.
Bukan dari Presiden Soekarno, ide membentuk Paskibraka justru lahir dari Mayor M. Husein Mutahar.
Ia berpikir, bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, pengibaran bendera pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda Indonesia.
Ia pun menunjuk 5 orang pemuda yang terdiri dari 3 orang putri dan 2 orang laki-laki sebagai perwakilan daerah yang tengah berada di Yogyakarta untuk melakukan pengibaran bendera.
Akan tetapi, setelah itu Belanda kembali menggencarkan serangannya.
Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresi yang kedua. Proses penyelamatan bendera pusaka lagi-lagi harus dilakukan.
Presiden Soekarno, memberikan tanggung jawab kepada Husein Mutahar untuk menjaga bendera pusaka.
Setelah melalui perjalanan panjang, barulah bendera pusaka tersebut kembali diserahkan kepada Presiden Soekarno melalui Soedjono, orang yang dipercayakan oleh Soekarno kala itu.
Dengan diserahkannya bendera tersebut, maka selesailah misi Husein Mutahar untuk melakukan penyelamatan bendera pusaka.
Sejak saat itu, ia tidak lagi menangani masalah pengibaran bendera.
Baca juga: Kumpulan Ide Lomba 17 Agustus yang Seru dan Menghibur, Persiapan Jelang HUT RI
Akan tetapi pada tahun 1967, Husein Mutahar yang sedang menjabat sebagai Dirjen Urusan Pemuda dan Pramuka Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, dipanggil oleh Presiden Soeharto.
Pemanggilan itu untuk menangani masalah pengibaran Bendera Pusaka kembali dengan ide dasar dan pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta.
Dari sinilah, ia kemudian mengembangkan ide untuk membentuk pasukan pengibaran yang terdiri dari 3 kelompok.
Kelompok tersebut adalah kelompok 17 sebagai pengiring depan, kelompok 8 sebagai pembawa bendera, dan kelompok 45 sebagai pengawal.
Tiga kelompok tersebut diambil dari gambaran tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu 17-8-45.
Nama pasukan pengibar bendera pun baru muncul pada tahun 1973.
Idik Sulaeman sebagai pembina pasukan pengibar bendera mengusulkan nama Pasukan Pengibara Bendera.
Penyebutan Paskibraka sendiri, baru terjadi pada tahun 1973.
Idik Sulaeman, ketika itu melontarkan akronim untuk pasukan pengibar bendera pusaka yaitu Paskibraka.
Sejak saat itulah, pasukan pengibar bendera pusaka dikenal dengan sebutan Paskibraka.
Itulah sedikit sejarah tentang terbentuknya Paskibraka di Indonesia.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Garuda Pancasila
Makna lambang Garuda Pancasila
lambang negara
17 Agustus
Hari Kemerdekaan
Paskibraka
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
| 2 Kisah Paskibraka Kehilangan Ayah Sebelum Bertugas, Tegar Sembunyikan Pilu di Balik Merah Putih |
|
|---|
| Kisah Pilu Komandan Upacara di Sumut Ayahnya Meninggal Mendadak, Sempatkan Hormat Sebelum Bertugas |
|
|---|
| Bikin Bangga! Eks Ajudan Sandiaga Uno Jadi Komandan Paskibraka di Istana Merdeka |
|
|---|
| Haru di Balik Anggota Paskibraka Upacara Bendera di Tangsel: Ayah Wafat, Besoknya Tetap Latihan |
|
|---|
| SOSOK Bianca Alessia Christabella Lantang, Paskibraka Nasional 2025 Pembawa Bendera Merah Putih |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/garuda-pancasila_20180601_144119.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.