Fakta Tentang Bendera Pusaka yang Dijahit Fatmawati: Ternyata Pernah Dirobek Ajudan Bung Karno

Fakta Tentang Bendera Pusaka yang Dijahit Fatmawati: Ternyata Pernah Dirobek Ajudan Bung Karno

|
Istimewa
Ilustrasi Bendera Merah Putih 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Jelang 17 Agustus, ketahui sejarah tentang Bendera Merah Putih atau Bendera Pusaka yang dijahit oleh Fatmawati.

Bendera Pusaka pertama kali dikibarkan pada 17 Agustus 1945 setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan oleh Presiden Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56 Jakarta.

Kala itu, bendera kebangsaan Merah Putih dikibarkan pada tiang bambu oleh dua orang muda-mudi yang dipimpin oleh Latief Hendradiningrat.

Memiliki sejarah yang panjang, Bendera Merah Putih menjadi salah satu identitas dari negara kebangsaan Indonesia.

Baca juga: Identik dengan Upacara Kemerdekaan, Ternyata Begini Kisah di Balik Terbentuknya Paskibraka Indonesia

Bagi Kamu yang belum tahu, berikut TribunJakarta.com rangkum fakta-fakta sejarah Bendera Merah Putih atau Bendera Pusaka, menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus :

1. Dibuat dari kain pemberian Jepang

Bendera Pusaka yang asli, dijahit oleh Fatmawati Soekarno menjelang proklamasi kemerdekaan.

Dikutip dari laman Kementerian Sekretariat Negara RI setneg.go.id, Bendera Pusaka dahulu dibuat dari kain yang merupakan pemberian Pimpinan Barisan Propaganda Jepang, Hitoshi Shimizu.

Kain itu, diberikan oleh Hitoshi Shimizu melalui pemuda bernama Chairul Basri.

Sejarah tentang Bendera Pusaka yang dijahit oleh Fatmawati Soekarno ini, dituangkan dalam kumpulan catatan kecilnya yang diberi judul 'Catatan Kecil Bersama Bung Karno, terbitan PT Delta Rohita, tahun 1978.

Pada 7 September 1944, Perdana Menteri Kuniaki Koiso menjanjikan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada masa itu.

Dua blok kain merah dan putih berbahan katun asal Jepang yang diberikan pada Oktober 1944, kemudian dijahit oleh Fatmawati dengan mesin jahit tangan menjadi sebuah bendera. 

Bendera tersebut, berukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjangnya.

Kala itu, bendera pusaka berkibar siang dan malam di tengah dentuman suara tembakan dan meriam dalam perjuangan melawan Belanda.

2. Pernah dirobek oleh ajudan Bung Karno

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved