Fakta Tentang Bendera Pusaka yang Dijahit Fatmawati: Ternyata Pernah Dirobek Ajudan Bung Karno

Fakta Tentang Bendera Pusaka yang Dijahit Fatmawati: Ternyata Pernah Dirobek Ajudan Bung Karno

|
Istimewa
Ilustrasi Bendera Merah Putih 

Suatu pagi di tahun 1948, Husein Mutahar menerima pemberitahuan bahwa Bendera Pusaka tersebut harus diserahkan kembali ke Presiden Soekarno melalui Soedjono, orang yang dipercayakan oleh Soekarno kala itu.

Dengan meminjam mesin jahit milik seorang istri dokter, Bendera Pusaka yang terpisah jadi dua bagian dijahit kembali oleh Husein Mutahar persis di lubang bekas jahitan sebelumnya.

Akan tetapi, pada proses penjahitan ulang tersebut sempat terjadi sedikit kesalahan menjahit di sekitar 2 Cm dari ujung bendera.

4. Peran Bendera Pusaka digantikan oleh Duplikat

Awalnya, sejak kemerdekaan Indonesia pengibaran Bendera Merah Putih yang dilakukan di Istana Negara selalu menggunakan Bendera Pusaka.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu bendera tersebut mengalami kerapuhan.

Oleh sebab itu, sejak tahun 1969 bendera yang dinaikkan di Istana Merdeka merupakan duplikat.

Mengutip laman setneg.go.id, Bendera Pusaka diduplikasi pertama kalinya pada tahun 1969 atas permohonan Husein Mutahar yang ketika itu sudah menjabat sebagai Dirjen Udaka Kemendikbud.

Husein Mutahar saat itu mengajukan syarat bahwa duplikasi Bendera Pusaka haruslah terbuat dari benang sutera asli dan menggunakan zat pewarna dan alat tenun tradisional.

Namun demikian, syarat penggunaan warna merah yang diajukan tidak dapat terpenuhi karena dianggap tidak sesuai dengan warna merah Bendera Pusaka. Sehingga zat pewarna itu pun diganti dengan kain wol inggris.

Penjahitan dan pewarnaan duplikasi bendera pun dilakukan oleh Tim Pembuat Duplikat Bendera Pusaka di Jakarta.

5. Makna Merah Putih

Menurut catatan sejarah, warna merah dan putih pada Bendera Indonesia terinspirasi dari warna panji atau pataka bendera Kerajaan Majapahit pada abad ke-13.

Masih bersumber dari laman setneg.go.id, dalam pararaton (kitab raja-raja) dijelaskan bahwa bendera merah dan putih dianggap sebagai lambang kebesaran kerajaan seperti bendera perang yang digunakan Sisingamangaraja IX.

Bahkan Kerajaan Bone Sulawesi Selatan, menjadikan bendera merah putih atau yang biasa disebut Woromporong sebagai simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved