Fakta Tentang Bendera Pusaka yang Dijahit Fatmawati: Ternyata Pernah Dirobek Ajudan Bung Karno

Fakta Tentang Bendera Pusaka yang Dijahit Fatmawati: Ternyata Pernah Dirobek Ajudan Bung Karno

|
Istimewa
Ilustrasi Bendera Merah Putih 

Dalam sejarahnya, Bendera Merah Putih pernah dirobek menjadi dua bagian oleh seorang ajudan Soekarno bernama Mayor M. Husein Mutahar.

Setelah 1945 Presiden Soekarno menyatakan kemerdekaan Indonesia, namun kenyataannya perjuangan belum selesai.

Belanda, masih ingin menguasai Indonesia sehingga ketika itu perjuangan masih berlanjut.

Dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0065 tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, dijelaskan terkait sejarah panjang perjuangan Indonesia ketika mengibarkan Merah-Putih sebagai identitas Indonesia seiring dengan terbentuknya Pasukan Pengibar Bendera.

Pada 4 Januari 1946, situasi kota Jakarta semakin genting sehingga Presiden Soekarno dan juga Wakilnya Bung Hatta, pergi meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan membawa bendera pusaka yang sebelumnya sudah berkibar.

Bendera tersebut dibawa dengan cara dimasukan ke dalam koper milik Presiden Soekarno, dan selanjutnya Ibukota Negara Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Akan tetapi pada 19 Desember 1948,  Belanda melancarkan agresi yang kedua sehingga penyelamatan Bendera Pusaka harus dilakukan.

Presiden Soekarno, mempercayakan hal tersebut kepada Mayor M. Husein Mutahar.

Misi penyelamatan bendera ini, merupakan sejarah dalam menegakan pengibaran sang Merah Putih di Tanah Air Indonesia.

Diberi tanggung jawab yang berat oleh Soekarno dalam penyelamatan sang Merah Putih, Husein Mutahar ketika itu hanya terdiam dan berdoa di tengah bom yang berjatuhan.

Ia terpaksa harus mencabut benang jahitan dan memisahkan antara bagian merah dan putih bendera tersebut sebagai upaya penyelamatan.

Bendera yang sudah dijahit oleh Fatmawati, dipisah menjadi dua bagian dan dimasukan ke dalam tas miliknya untuk menghindari penyitaan Belanda.

Husein Mutahar, ketika itu berpikir bahwa bila Bendera Pusaka dipisahkan maka tidak bisa lagi disebut sebagai bendera, melainkan hanya dua carik kain biasa berwarna putih dan merah.

3. Pernah dijahit ulang

Setelah dibongkar menjadi dua bagian, Bendera Pusaka diamankan oleh Husein Mutahar.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved