Viral di Media Sosial

Janggal Pesan dari Bripda Ignatius ke Temannya, Dikirim Sesaat Sebelum Tertembak Densus 88 di Bogor

Pesan yang dikirim Bripda Ignatius bikin temannya bertanya-tanya. Bahkan seperti diketik oleh orang yang berbeda.

|
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TribunnewsBogor
Ternyata Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage sempat mengirimkan pesan janggal kepada temannya sesaat sebelum tertembak rekannya sampai meninggal dunia. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR - Ternyata Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage sempat mengirimkan pesan janggal kepada temannya sesaat sebelum tertembak rekannya sampai meninggal dunia.

Pesan yang dikirim Bripda Ignatius bikin temannya bertanya-tanya. Bahkan seperti diketik oleh orang yang berbeda.

Bripda Ignatius mengirimkan pesan tersebut kepada temannya bernama Emili pukul 00.28 WIB, Minggu (23/7/2023).

Sementara Bripa Ignatius meninggal dunia pada pukul 01:40 WIB.

Lantas, Pesan Apa yang Dikirim Bripda Ignatius?

Diketahui, Bripda Ignatius, Bripda IMS, dan Bripka IG merupakan anggota Detasemen Khusus (Densus) Antiteror Polri.

Bripda IMS dan Bripka IG merupakan rekan Bripda Ignatius yang kini sudah menjadi tersangka.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan, Bripda Ignatius Dwi Frisco tewas akibat tertembak oleh dua temannya.

"Kelalaian anggota pada saat mengeluarkan senjata dari tas kemudian meletus dan mengenai rekannya yang berada di depannya," kata Aswin.

Sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, Bripda Ignatius rupanya masih sempat mengirim pesan kepada temannya.

Pesan itu dikirimkan kepada Emili yang kemudian membuatnya bertanya-tanya.

Hasil visum Bripda IDF atau Bripda Ignatius Dwi Frisco TERKUAK. Keluarga merasa janggal Bripda IDF tak sengaj tertambak pistol senior,  di Rumah Susun (Rusun) Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB.
Ternyata Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage sempat mengirimkan pesan janggal kepada temannya sesaat sebelum ditembak rekannya sampai meninggal dunia. (TRIBUNBOGOR)

Rasa penasaran Emili tak akan pernah terjawab lantaran Bripda Ignatius tewas dalam insiden tersebut.

Di dalam pesan tersebut, Bripda Ignatius mengaku tak kuat.

Entah tak kuat apa yang dimaksud Bripda Igantius, sebab pesan Emili tak lagi dibalas.

"Kenapa jadi potong mulet rambutnya om," kata Emili.

"Gak kuat soalnya," jawab Bripda Ignatius.

"Gak kuat apa," tanya Emili.

"Gak tahu," jawab Bripda Ignatius.

Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Emili pun heran dengan balasan Bripda Ignatius.

Pasalnya, jawaban yang diberikan Bripda Ignatius tak nyambung dengan pertanyaan Emili.

"Iya yang saya heran kenapa jawabnnya gak nyambung gitu, apa iya bukan dia yang pegang hp?" kata Emili.

Hasil visum, keluarga janggal?

Berdasarkan hasil visum ada satu luka tembak di jenazah Bripda Ignatius.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Hariyanto.

Kolase Foto Pemakaman Bripda Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage serta jenazah Bripda Frisco di rumah duka di Melawi.
Foto Pemakaman Bripda Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage serta jenazah Bripda Frisco di rumah duka di Melawi. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa)

"Ada luka tembak satu saja," kata Brigjen Hariyanto saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023).

Brigjen Hariyanto mengatakan luka tembak ada di bagian kepala Bripda Ignatius.

"Di video itu kan benar, di bagian belakang telinga kanan sampai belakang telinga kiri," ujar Hariyanto.

Bripda Ignatius telah diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Namun, hasil otopsi tidak disampaikan ke publik.

Hariyanto mengatakan, jenazah korban telah dipulangkan ke pihak keluarga di Pontianak, Kalimantan Barat.

Di sisi lain keterangan polisi yang menyebut Bripda Ignatius tewas karena kelalaian diragukan pihak keluarga.

Pengacara keluarga, Jelani Christo menduga Bripda Ignatius tewas karena menjadi korban pembunuhan berencana.

"Kami sangat menentang atas perbuatan Pidana Pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88, berdasarkan Informasi di media, dari pihak keluarga yang kami dapatkan atas tewasnya Bripda Ignatius kami menduga ada indikasi atau dugaan pembunuhan tersebut direncanakan dengan sangat canggih dan matang oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," ujarnya.

Jelani menilai sangat tidak mungkin pistol milik Bripda IMS meledak begitu saja.

"Berdasarkan informasi juga yang kami dapatkan dari beberapa Rekan yang sudah mendapatkan keterangan dari pihak kepolisian bahwa Pukul 01.42 WIB, Bripda IMS mengeluarkan senpi dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada korban, tiba - tiba senjata itu meletus dan mengenai leher korban, hal tersebut di atas menurut hemat kami ada Kejanggalan dan ada Skenario Kejahatan besar dan sangat tidak masuk akal," jelasnya.

Oleh sebab itu pihaknya meminta dan mendesak Presiden RI Jokowi, Menkopulhukam Mahfud MD, Kapolri dan Kadiv Propam Polri untuk Segera mengusut dengan tuntas, transparan, profesional, dan berkeadilan.

"Kami kuasa hukum keluarga korban juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga agar dilakukan autopsi ulang guna membuka terang penyebab tewasnya mendiang Bripda Ignatius," tuturnya.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved