Terkuak Sisi Kelam di Balik Pudarnya Geliat Prostitusi Gang Semen Puncak, Pria Nakal Mulai Sadar
Terkuak sisi kelam di balik geliat prostitusi di Gang Semen, Puncak, Bogor yang kini mulai memudar. Gang Semen mulai ditinggalkan pria hidung belang.
"Sudah ada sejak dulu tahun 1960-an, dulu mah tak jarang orang-orang China kesini, sekarang mah sudah jarang banget," ujar lelaki misterius pada TribunnewsBogor.com, Rabu (26/7/2023).
Ia menceritakan wanita penghibur dan germo di Gang Semen itu dahulunya dihuni oleh orang-orang Indramayu.
"Tahun 1960-1975 Orang Indramayu semua, PSK (pekerja seks komersial) sama germonya juga sama dari Indramayu. Hampir 100 persen orang Indramayu," ungkapnya.
Karena banyaknya wanita dan germo dari Indramayu, tak jarang dirinya mengantarkan wanita beberapa wanita penghibur tersebut pulang ke kempung halamannya.
"Waktu dulu saya sering bolak-balik Indramayu aterin temen pulang," imbuhnya.

Seiring berjalannya waktu, diperiode 1975 wanita penghibur sekitaran Bogor mulai datang guna melayani pria hidung belang.
"Tahun 1975, 1980an kesini udah banyak orang-orang Sukabumi, Cianjur pada datang," sambungnya.
Memasuki 2000-an, Gang Semen mulai berjaya dan memiliki kemewahan tersendiri bagi pria hidung belang.
Menurutnya, wanita di Gang Semen rata-rata berusia 20 tahun jutaan rupiah sekali sewa.
"Disini kisaran Rp 300.000 itu short time, kalau mau sampai pagi tergantung negosiasinya aja, bisa sampai jutaan, sama kamar," ungkapnya.
Meskipun sempat alami kejayaan, Gang Semen yang sekarang bukanlah yang dulu.
Baca juga: Prostitusi Online ABG di Puncak Bogor Terkuak: Sewa Tempat Buat Ngepos, Ada yang Datang dari Depok
Mati surinya Gang Semen menurut pria misterius itu sejak pandemi datang hingga menjamurnya MiChat.
"Pokoknya setelah covid aja udah mulai sepi, kalah sama aplikasi. Diobral si dia (Michat) mah," jelasnya.
Menjamurnya MiChat membuat beberapa kawannya sesama germo, memilih pulang kampung, sebab saat ini gang semen sudah mulai benar-benar sepi.
"Ibu warung dari Cikijing, dia udah pulang seminggu yang lalu ke rumahnya. memang itu sepi terus mau tutup katanya mah. Udah gak ada pemasukan. Temen-temen saya aja banyak yang sudah pulang, saya juga mau pulang ke Majalengka nggak tahu bakal kesini lagi nggak, faktor utamanya bingung karena sepi," paparnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.