Wisuda 72 Mahasiswa 13 Negara, Jusuf Kalla Yakin UIII Bisa Jadi Universitas Islam Rujukan Dunia
Layaknya Al Azhar University di Mesir, Jusuf Kalla meyakini jika UIII juga bisa masuk dalam universitas islam yang dilirik dunia.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Wali Amanat sekaligus mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla meyakini Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bisa jadi universitas islam rujukan dunia dalam 20 tahun ke depan.
UII sendiri merupakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) yang didirkan pada tahun 2016.
Sesuai dengan amanatnya sebagai graduate school, saat ini Ulll hanya menyediakan program Magister (S2) dan Doktoral (S3).
Dan pada tahun ini, Ulll akan memulai tahun akademik ketiganya dan menyediakan 11 program studi unggulan dari empat fakultas, yakni fakultas studi islam, fakultas ilmu sosial, fakultas ekonomi dan bisnis, serta fakultas ilmu pendidikan.
Layaknya Al Azhar University di Mesir, Jusuf Kalla meyakini jika UIII juga bisa masuk dalam universitas islam yang dilirik dunia.
"Al Azhar (Al Azhar University) butuh 1.000 tahun untuk menjadi rujukan dunia ini. Kita kira-kira butuh 10, 20 tahun, karena beda zaman dulu kan," ujarnya di lokasi, Kamis (31/8/2023).
Dengan hadirnya UIII, lanjut dia, bisa menjadi contoh bahwa negara dengan populasi penduduk islam di dunia juga bisa memberikan beasiswa kepada mahasiswa.
"Itu negara-negara yang penduduknya Islam masih di bawah kita kasih gratis, kita kasih beasiswa. Jangan kita hanya mencari beasiswa di Al Azhar. Kita harus kasih beasiswa pada negara-negara itu. Itu namanya Negara Islam. Bukan hanya jumlahnya besar, tapi harus merubah sistemnya. Dari tangan di bawah ke tangan di atas. Itu salah satu tujuannya," pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan, pada hari ini, UIII juga sudah mewisudakan 72 mahasiswa dari 13 negara di dunia.
Sebanyak 13 negara tersebut yakni Indonesia, Mesir, Republuk Togo, Pantai Gading, Aljazair, Afghanistan, Filipina, Nepal, Yaman, Kamerun, Pakistan, Gambia dan Bangladesh.
Di mana dari total tersebut tercatat 25 mahasiswa menyelesaikan program studi magister Islamic Studies.
Kemudian 12 mahasiswa program studi magister Political Science, 15 mahasiswa program studi magister Economics, dan sisanya mahasiswa program studi magister Education.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.