Bukan Cuma Sesak Napas, 5 Gejala Ini Juga Termasuk Dampak Terpapar Polusi Udara

Berikut ini sederet gejala imbas sering terpapar polusi udara, mulai dari sesak napas hingga kelelahan.

Editor: Muji Lestari
net
Ilustrasi polusi udara di Jakarta Utara - Berikut ini gejala akibat sering terpapar polusi udara, jangan disepelekan! 

TRIBUNJAKARTA.COM - Belakangan ini buruknya kualitas udara menjadi perhatian banyak kalangan, khususnya bagi masyarakat Jakarta.

Sempat menyandang predikat kualitas udara terburuk di dunia, Jakarta kini tengah mengupayakan berbagai cara untuk menurunkan polusi udara Ibu Kota.

Pasalnya, buruknya kualitas udara akibat polusi ini bisa berdampak negatif bukan hanya bagi manusia, tetapi juga mahluk hidup lainnya.

Masyarakat yang terpapar polusi udara setiap hari, berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan.

Risikonya tak cuma pada pernapasan, tapi sejumlah gejala penyakit lain juga bisa muncul akibat paparan polutan.

Lantas, apa saja gejala yang diakibatkan polusi udara?

Dampak Terpapar Polusi Udara

Polusi udara memiliki dampak serius pada kesehatan manusia, terutama ketika terpapar dalam jangka panjang.

Beberapa dampak kesehatan akibat polusi udara di antaranya:

1. Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan

Debu, kontaminan mikroba seperti spora jamur atau bakteri di udara, asap tembakau, pestisida, disinfektan, dan parfum dapat mengiritasi sistem pernapasan dan mata jika terpapar.

Sistem imun kita akan merespons keberadaan alergen dengan mengaktifkan selaput lendir di hidung dan tenggorokan, sehingga membuat kita lebih sering batuk, bersin dan hidung berair.

Suasana Gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Suasana Gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (22/8/2023). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Akibat paparan polutan di udara, area mata juga bisa kena dampaknya seperti mengalami iritasi, gatal hingga mata berair akibat respons dari sistem kekebalan tubuh.

2. Gangguan pernapasan

Meskipun kebanyakan orang menyadari, merokok merupakan faktor umum yang berkontribusi terhadap perkembangan penyakit paru-paru, tapi polusi udara tanpa disadari juga berkontribusi menyebabkan penyakit tersebut.

Gejala penyakit pernapasan seperti asma seringkali lebih buruk di kawasan dengan kualitas udara yang buruk. Kontaminan di udara seperti asap, serbuk sari, dan debu dapat memicu serangan asma yang dapat berakibat fatal, terutama pada anak-anak.

"Pastikan untuk tetap konsultasi ke dokter agar penderita asma tetap mendapatkan rencana pengobatan dari dokter hingga berupaya untuk mengurangi paparan pemicunya," kata Enesta Jones, juru bicara Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) di Amerika Serikat.

Penampakan langit Penjaringan, Jakarta Utara, dari udara pada Rabu (16/8/2023) siang.
Penampakan langit Penjaringan, Jakarta Utara, dari udara pada Rabu (16/8/2023) siang. (Istimewa)

3. Pusing

Karbon monoksida (CO) adalah salah satu dari banyak polutan yang dapat ditemukan dalam polusi udara.

Karbon monoksida berasal gas beracun yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin, diesel, batu bara, dan kayu.

Polusi udara yang mengandung karbon monoksida biasanya berasal dari sumber-sumber seperti kendaraan bermotor, industri, pembakaran domestik, dan pembangkit listrik.

Paparan jangka pendek dari karbon monoksida dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk sakit kepala, mual, pusing, dan bahkan keracunan fatal dalam kasus paparan yang sangat tinggi.

4. Sakit kepala

Polusi udara juga dapat menyebabkan sakit kepala, terutama pada orang yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi pada kualitas udara.

Biasanya gejala tersebut merupakan gabungan dari iritasi saluran pernapasan, kurangnya asupan oksigen, paparan toksin atau zat kimia berbahaya sehingga berdampak pada gejala sakit kepala.

Untuk mengatasi sakit kepala, berpindah ke area lain dengan udara yang lebih bersih dapat membantu mengurangi tingkat gejala yang dirasakan.

5. Kelelahan

Kelelahan bisa menjadi gejala lain akibat kualitas udara yang buruk.

Namun gejala ini sering dikaitkan dengan kondisi pernapasan seperti asma karena penderitanya akan merasa sesak napas ketika asmanya muncul.

Jika seseorang memiliki gejala asma aktif, mereka mungkin juga mengalami kelelahan karena tekanan psikologis dalam mencoba mengendalikan gejala dan menghindari serangan.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved