Gunung Sampah 2 Meter Tutupi Pasar Kramat Jati, Pedagang: Makin Parah, Bau Kemana-mana !

Pasar Induk Kramat Jati di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur tertutup gunungan sampah berketinggian sekitar dua meter yang menimbulkan bau busuk.

TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Gunungan sampah pada tempat penampungan sementara di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/9/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Pasar Induk Kramat Jati di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur tertutup gunungan sampah berketinggian sekitar dua meter yang menimbulkan bau busuk.

Gunungan sampah tersebut tampak pada area tempat pembuangan sementara di area belakang Pasar Induk Kramat Jati yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari los pedagang.

Pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Ferry mengatakan gunungan sampah yang berada dekat lapak dagangannya sudah terjadi dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

"Sudah lama, walaupun setiap hari ada pengangkutan tapi enggak pernah sampai bersih banget. Jadi numpuk lagi, numpuk lagi sampai makin parah," kata Ferry di Jakarta Timur, Jumat (8/9/2023).

Meski terbiasa dengan berbagai aroma sayur mayur, para pedagang Pasar Induk Kramat Jati mengaku terganggu dengan gunungan sampah yang berada di tempat pembuangan sementara.

Gunungan sampah pada tempat penampungan sementara di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/9/2023).
Gunungan sampah pada tempat penampungan sementara di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/9/2023). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Selain tidak sedap dipandang, aroma dari berbagai jenis sayur mayur hingga buah busuk dari gunungan sampah tercium hingga radius belasan meter di sekitar lokasi.

"Apalagi kalau lagi ada angin, baunya terbawa sampai ke mana-mana. Bikin bersin-bersin juga, jadi terganggu. Padahal kita sudah bayar retribusi tapi kok terus menerus numpuk," ujarnya.

Para pedagang khawatir bila gunungan sampah tersebut terus dibiarkan pembeli ogah berbelanja di Pasar Induk Kramat Jati karena terganggu bau busuk dan kondisi becek.

Pasalnya meski Pasar Induk Kramat Jati kodang sebagai sentral belanja sayur mayur dan buah-buahan, tapi faktor kenyamanan juga menjadi pertimbangan pembeli saat berbelanja.

"Sekarang kan bukan seperti zaman dulu yang orang-orangnya cuek bau. Pembeli sekarang sudah sadar, mereka mikir kalau lihat sampah apa barang di sini bagus dan segar," tutur Ferry.

Gunungan sampah pada tempat penampungan sementara di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/9/2023).
Gunungan sampah pada tempat penampungan sementara di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/9/2023). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Terlebih beberapa tahun terakhir pemerintah menggaungkan program pasar bersih dan sehat, hal ini bertolak belakang dengan Pasar Induk Kramat Jati yang tampak kumuh.

Bila terus dibiarkan, bukan tidak mungkin kemungkinan terburuk pembeli merasa terganggu dengan gunungan sampah di Pasar Induk Kramat Jati bakal beralih berbelanja ke lokasi lain.

"Terganggu sekali, kita kan belanja mau nyaman. Katanya pasar induk ini punya pemerintah, harusnya kan bisa jadi contoh untuk pasar-pasar tradisional kecil lain," kata pembeli, Tuti.

Menurutnya, kondisi Pasar Induk Kramat Jati sekarang tidak sepatutnya terjadi karena pasar merupakan ruang publik sekaligus sentra perekonomian yang seharusnya nyaman.

Terlebih gunungan sampah di Pasar Induk Kramat Jati sudah terjadi dalam waktu lama, tapi tidak kunjung tertangani Perumda Pasar Jaya dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

"Kalau cuman kadang-kadang ada gunungan sampah mungkin kita bisa maklum. Ini setiap hari terjadi. Bukannya bau sampah itu termasuk pencemaran udara ya," ujar Tuti.

Pihak Pasar Induk Kramat Jati selaku pengelola tidak menampik adanya keluhan terkait gunungan sampah pada tempat penampungan sementara yang berada di bagian belakang.

Kepala Pasar Induk Kramat Jati, Mardiyanto menuturkan gunungan sampah tersebut akibat kurangnya armada truk angkut Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang bertugas mengangkut.

Pada Kamis (7/9/2023) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto bahkan sudah melihat secara langsung gunungan sampah di Pasar Induk Kramat Jati.

"Kemarin juga Kepala Dinas (Lingkungan Hidup DKI Jakarta) ke sini dalam rangka Adipura (penghargaan terkait kebersihan). Beliau juga kemarin ke belakang (mengecek)," kata Mardiyanto.

Menurutnya antara Perumda Pasar Jaya selaku pengelola Pasar Induk Kramat Jati sebenarnya sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk penanganan.

Pada Jumat (8/9) hari ini rencananya pihak pengelola Pasar Induk Kramat Jati dengan Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Timur melakukan pertemuan, tapi tidak dapat terealisasi.

"Hari ini sebenarnya ada rencana pertemuan dengan pak Kasudin (Lingkungan Hidup Jakarta Timur) rencananya. Tapi infonya ada reschedule (atur jadwal ulang)," ujar Mardiyanto.

Awak media sudah berupaya mengonfirmasi penanganan gunungan sampah di Pasar Induk Kramat Jati kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto.

Kemudian kepada Kepala Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Eko Gumelar terkait tindak lanjut penanganan, tapi hingga berita ditulis keduanya urung memberikan jawaban.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved