Jasad Ibu dan Anak Sudah Jadi Tengkorak

Jenazah Ibu dan Anak di Cinere Diidentifikasi Menggunakan Metode DVI

Nantinya data sampel DNA yang diambil tim dokter forensik itu akan dicocokan dengan data pembanding sampel DNA dari pihak keluarga korban melalui uji

Penulis: Bima Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Tribunjakarta.com/Elga Hikari Putra
Kolase Foto TKP rumah penemuan jasad ibu dan anak yang telah mengering di Cinere, Depok, Kamis (7/9/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur melakukan identifikasi terhadap jenazah ibu dan anak yang ditemukan dalam keadaan sudah membusuk di Cinere, Depok.

Identifikasi secara medis ini dilakukan untuk memastikan apakah kedua jenazah yang ditemukan benar Grace Arijani Harahapan (65) dan David Ariyanto (38) sebagaimana hasil penyelidikan.

Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengatakan dalam proses identifikasi kedua jenazah korban ini pihaknya menggunakan metode Disaster Victim Identification (DVI).

Yakni proses identifikasi terhadap jenazah yang secara fisik sudah tidak bisa dikenali, sehingga perlu dilakukan pencocokan data medis dari sidik jari, DNA, dan gigi untuk memastikan identitas.

"DVI tetap, kita ambil (sampel) DNA-nya (dari jasad), nanti kita cocokan," kata Hariyanto di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (12/9/2023).

Nantinya data sampel DNA yang diambil tim dokter forensik itu akan dicocokan dengan data pembanding sampel DNA dari pihak keluarga korban melalui uji laboratorium.

Namun dalam proses ini RS Polri Kramat Jati masih menunggu anggota keluarga inti dari pihak keluarga korban untuk mendapat data pembanding keperluan identifikasi.

"Belum (dapat data pembanding), masih berkoordinasi dengan penyidik," ujarnya.

Hariyanto menuturkan berdasar hasil autopsi jenazah ibu dan anak di Cinere sudah meninggal dunia dalam rentan waktu sekitar satu bulan sebelum ditemukan, sehingga secara fisik tak dapat dikenali.

Dari hasil autopsi sementara tidak ditemukan tanda penganiayaan atau kekerasan pada jasad korban, namun RS Polri Kramat Jati belum dapat memastikan penyebab kematian.

RS Polri Kramat Jati menyatakan perlu dilakukan uji laboratorium lebih lanjut dengan cara mengambil sampel organ tubuh kedua korban untuk memastikan penyebab kematian.

"Dari pemeriksaan tanda-tanda perlukaan, penganiayaan tidak dapatkan. Makannya kita periksa organ-organnya untuk pemeriksaan toksikologi," tuturnya.

Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto saat memberi keterangan terkait kondisi Sultan Rif'at Alfatih, Jakarta Timur, Jumat (4/8/2023). 
Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto saat memberi keterangan terkait kondisi Sultan Rif'at Alfatih, Jakarta Timur, Jumat (4/8/2023).  (TribunJakarta.com/Bima Putra)

Selain uji laboratorium toksikologi guna memastikan ada atau tidaknya zat berbahaya pada jasad yang dapat mengakibatkan kematian, RS Polri Kramat Jati turut melakukan uji laboratorium histopatologi.

Dari hasil uji laboratorium histopatologi yang dilakukan di RS Polri Kramat Jati tersebut nantinya akan terlihat ada atau tidaknya kelainan sel atau jaringan pada jasad hingga mengakibatkan kematian.

Baca artikel menaik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved