Pengusaha Warteg Bakal Naikkan Harga Menu Bila Harga Beras Tak Kunjung Turun
Sejak harga beras naik akhir Juli 2023 lalu, para pedagang warteg sudah berupaya menyiasatinya dengan mengurangi porsi nasi untuk pembeli.
Penulis: Bima Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Para pedagang warung Tegal (warteg) bakal menaikkan harga makan bila harga beras di pasaran yang naik sejak akhir Juli 2023 lalu tak kunjung turun.
Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan rencana menaikkan harga menu tersebut jadi pilihan terakhir untuk mengurangi beban bila harga beras terus melonjak.
"Itu jalan satu-satunya. Beras sangat vital, kalau enggak ada ayam bisa diganti telur atau ikan. Kalau beras diganti jagung bisa (lebih) mahal," kata Mukroni saat dikonfirmasi, Kamis (21/9/2023).
Sejak harga beras naik akhir Juli 2023 lalu, para pedagang warteg sudah berupaya menyiasatinya dengan mengurangi porsi nasi untuk pembeli.
Siasat itu atas dasar pertimbangan khawatir pelanggan pergi bila pedagang Warteg menaikkan harga di saat daya beli masyarakat yang terpuruk, dan berharap harga beras dapat turun.
Nahas, setelah dinanti-nanti harga beras hingga kini tidak kunjung turun, bahkan berdasar laman infopangan.jakarta.go.id harga beras medium sebesar Rp11.903 per kilogram.
Harga tersebut memberatkan karena berdasar harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, beras medium untuk wilayah Jakarta seharusnya dijual maksimal Rp10.900.
"Warteg perlu terus memantau harga beras dan beradaptasi dengan perubahan pasar yang mungkin terjadi. Ini untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai keadaan," ujar Mukroni.
Para pedagang Warteg berharap harga beras dapat segera turun sehingga mereka tidak perlu menaikkan harga menu, sesuai citra Warteg sebagai tempat makan dengan harga terjangkau.
Tapi bila harga beras di pasaran tak kunjung turun dan bahkan melebihi HET hingga waktu lama, maka pedagang Warteg terpaksa menaikkan harga menu untuk pelanggan.
"Warteg mungkin perlu menyesuaikan harga menu mereka untuk mencerminkan kenaikan harga beras. Ini bisa berarti menaikkan harga makanan yang menggunakan beras," tutur Mukroni.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.