PKS Minta Pemprov DKI Sediakan Studio Live Streaming Buat Pedagang Pasar Tanah Abang

PKS meminta Pemprov DKI menyediakan fasilitas studio khusus bagi pedagang Pasar Tanah Abang untuk berjualan live streaming.

TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Fitri, pedagang pakaian muslim di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, tengah menjajakan dagangannya melalui live di media sosial, Sabtu (17/6/2023).  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bina Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ), minta Pemprov DKI menyediakan fasilitas studio khusus bagi pedagang Pasar Tanah Abang untuk berjualan live streaming.

Menurutnya, fasilitas ini harus disediakan supaya para pedagang Pasar Tanah Abang bisa bersaing dengan para pedagang online.

Fasilitas studio live streaming itu disebut MTZ bisa dibangun di kios-kios Pasar Tanah Abang yang sudah kosong ditinggal pemiliknya yang gulung tikar.

“Kios-kios harus dialihkan fungsinya. Bukan toko lagi, tapi gudang barang-barang yang dijual atau bisa juga sekalian bikin studio live shopping di situ, di kios-kios itu,” ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (21/9/2023).

Politikus senior PKS ini menambahkan, Pemprov DKI juga harus memberikan pelatihan kepada pedagang-pedagang itu terkait digital marketing.

“Pemda Jakarta bisa memberikan pelatihan-pelatihan tentang live shopping dan e-commerce pada warga,” ujarnya.

Dengan studio live streaming dan pelatihan ini diharapkan lapak dagangan para pedagang bisa kembali ramai pembeli.

Sebelumnya, sepinya pembeli sempat dikeluhkan para pedagang Pasar Tanah Abang.

Saking sepinya, beberapa lapak pedagang di Pasar Tanah Abang akhirnya terpaksa gulung tikar, seperti yang diungkapkan Galih Budi (32), pedagang pakaian anak di Blok B lantai 3A Pasar Tanah Abang.

“Sepi. Malah bukan sepi lagi, sebagian toko malah pada tutup,” ucapnya seperti dikutip dari Kompas.com.

Ia menyebut, kondisi ini sudah terjadi sejak awal masa pandemi Covid-19 pada 2020 silam.

Kondisi ini pun terus terjadi hingga saat ini sehingga penghasilan para pedagang kini kian tak menentu.

“Dulu stabil, sekarang mah bisa satu hari cuma satu (pembeli). Bisa juga enggak ada sama sekali,” ujarnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved