Bersama Indro Warkop, Setengah Hari Tergelak Kenangan Kocak di Pusara Para Legenda

Pernah suatu ketika, Kasino memelesetkan lagu berjudul USA For Africa.

Semua yang mendengarnya mendadak kaget lalu seketika tertawa lantaran lirik lagunya diubah secara asal.

"Tiba-tiba dia nyanyi kenceng banget, We are the world... We are the window. Malah window, kita yang dengar terkaget-kaget (red: seharusnya we are the children), 'Children Kas children' kata kita, terus dia jawab 'ya kan children udah biasa, window baru ada'," cerita Bapakke sembari tertawa.

"Ada aja jawabnya, Kasino bukan maen," katanya lagi sembari geleng-geleng kepala.

Setelah melayat ke makam sang leader, kami kembali bertolak ke Jakarta menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Selain Kasino, semua personel Warkop yang telah wafat dimakamkan di sana.

Makam pertama di TPU Tanah Kusir yang disambangi ialah Rudy Badil.

Suasana area makam saat itu terasa teduh. Cahaya matahari yang belakangan mengganas di siang bolong sedang redup berselimutkan awan.

Di akhir pekan, suasana makam pun tampak lengang. Hanya sesekali suara deru kereta berseliweran.

Selain Kasino, Rudy Badil juga merupakan pendiri Warkop Prambors, sebelum berganti Warkop DKI.

"Rudy Badil dia founder-nya Warkop dari pertama Warkop Prambors. Dia sebetulnya sutradaranya lah yang mengatur lagu warkop di Radio," katanya.

Namun, Rudy Badil akhirnya keluar dari grup lawak yang didirikannya. Sebab, dia canggung tiap kali manggung.

Ketika Warkop mengisi acara suatu perlombaan bernyanyi, Rudy Badil membisu selama di panggung.

"Alhasil, sama temen-temennya disambitin sama rokok "Woy, itu yang pakai baju hitam diem aja tuh." Dia memang jago banget, tapi ketika sudah di panggung dia diam seribu bahasa," katanya sembari tertawa.

Kenangan Bapakke yang terkenang dari sosok Rudy Badil ialah vespa antiknya.