Mendidik Anak Muda Menjadi Generasi Sehat di Era Digital
Era digital adalah sebuah masa dimana terjadi pertukaran informasi yang sangat cepat dan masih tanpa mengenal batas negara dan juga batas usia.
Oleh, Ira Nurmala, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
TRIBUNJAKARTA.COM - Membangun remaja merupakan sebuah usaha dalam membangun masa depan menjadi lebih baik. Menyiapkan remaja yang sehat tentu bukan sebuah usaha yang mudah.
Hal ini tentunya tak terlepas dari sebuah pendidikan kesehatan yang matang untuk menyiapkan mereka. Pendidikan kesehatan didefinisikan oleh green (1980) sebagai “any combination of learning’s experiences designed to facilitate voluntary adaptations of behavior conducive to health” Definisi ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan perlu mempertimbangkan pengalaman pembelajaran yang didesain untuk memfasilitasi adaptasi perilaku yang kondusif untuk kesehatan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Era digital adalah sebuah masa dimana terjadi pertukaran informasi yang sangat cepat dan masih tanpa mengenal batas negara dan juga batas usia.
Tentunya ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi kita untuk melaksanakan pendidikan kesehatan bagi remaja, hal ini dikarenakan remaja merupakan sebuah genarasi yang bisa dikatakan menguasai era ini dan juga hidup bersama fase digitalisasi ini.
Tentunya dibutuhkan sebuah pendidikan kesehatan yang terencana dan dinamis untuk bisa merangkul generasi remaja saat ini. Pendidikan kesehatan sendiri bertujuan untuk mencapai sebuah perubahan pada perilaku yang beresiko terhadap kesehatan dan juga menjaga perilaku yang sudah baik.
Kita melihat bahwa remaja saat ini banyak berada pada institusi pendidikan formal, tetapi kita sering melupakan adanya kebutuhan remaja yang tidak diberikan melalui pendidikan formalnya.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah terobosan baru untuk menutup kesenjangan antara ilmu yang diberikan di sekolah/perkuliahan dengan ilmu yang dibutuhkan untuk bertahan pada kehidupan (misalnya sikap kepemimpinan, asertif, manajemen emosi, koping stres dan lain sebagainya).
Pendidikan kesehatan yang bersifat non formal ini harus berkelanjutan menyesuaikan dengan kebutuhan remaja sesuai tahapan hidupnya. Pendidikan kesehatan berkelanjutan ini membantu remaja untuk menjaga kesehatannya baik secara fisik, mental dan sosial di setiap aspek hidupnya.
Masyarakat, professional kesehatan dan juga pemerintah mempunyai kewajiban dalam menyiapkan masa depan melalui pendidikan kesehatan pada remaja. Remaja tidak hanya direngkuh melalui kurikulum yang ada di sekolah atau pendidikan formal lainnya, tetapi mereka juga harus dirangkul melalui jalur non formal untuk pemerataan perubahan.
Remaja akhir berusia 18 hingga 21 tahun mengalami pertumbuhan, perubahan, dan ketidakstabilan yang cukup besar saat mereka memasuki tahap kehidupan yang lebih mandiri seperti masa kuliah.
Hal ini membuat remaja akhir mengalami banyak tantangan kesehatan selama periode ini dan lebih cenderung terlibat dalam perilaku yang secara negatif mempengaruhi kesehatan mereka. Dengan demikian, remaja akhir harus memiliki akses ke informasi dan layanan yang diperlukan sesuai permasalahan yang dihadapi.
Akses ke informasi yang diperlukan akan memungkinkan remaja akhir untuk melakukan perilaku kesehatan yang lebih positif.
Dalam era digitalisasi akses memang semakin terbuka dan mudah untuk remaja, akan tetapi bukan berarti informasi yang masuk semuanya berdampak positif. Tak sedikit informasi negatif turut menjadi bagian yang tak terpisahkan ketika remaja mengakses informasi.
Remaja perlu diberikan kemampuan juga untuk menyaring informasi yang akan mereka serap dan akan mereka adopsi dalam perilaku. Media sosial seakan menjadi pisau bermata dua yang siap menjadi senjata pelindung sekaligus alat yang dapat melukai kita di saat yang sama.
Raperda Pendidikan Jakarta, PSI Tekankan Pentingnya UKS untuk Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Siswa |
![]() |
---|
Ketua DPRD DKI Usul Jakarta Punya Madrasah Aliyah Negeri di Bawah Kelola Disdik |
![]() |
---|
Pansus Pendidikan DPRD DKI Usul Madrasah dan Pesantren Ikut Program Sekolah Gratis |
![]() |
---|
Pansus Penyelenggara Pendidikan DPRD DKI Kebut Pembahasan Raperda, Target Rampung September 2025 |
![]() |
---|
Strategi Agenda Rapat Pansus Pendidikan Disusun Ulang, DPRD DKI: Biar Tak Terlantar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.