Kondisi Terkini Sultan Korban Kabel Fiber Optik Usai 12 Jam Dioperasi Tim Dokter Gabungan 3 RS

Sultan telah menjalani operasi pengangkatan pita suara di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur

Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
net
ilustrasi operasi 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Sultan Rifat Alfatih, korban kecelakaan kabel fiber optik di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan telah menjalani operasi pengangkatan pita suara di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ayah Sultan, Fatih mengatakan operasi yang dilakukan pada Kamis (19/10/2023) berjalan lancar dengan melibatkan tim dokter gabungan dari RS Polri Kramat Jati, RSUP Fatmawati, dan RSCM.

Dalam operasi tersebut, tim dokter melakukan pengangkatan pita suara, sejumlah jaringan yang rusak, dan juga proses operasi bedah plastik micro untuk pemulihan kondisi Sultan.

"Alhamdulillah kemarin operasi dilaksanakan selama 12 jam lebih (09.00 - 21.00 WIB) dengan melibatkan dokter gabungan," kata Fatih saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Jumat (20/10/2023).

Operasi pengangkatan pita suara ini terpaksa dilakukan meski dampaknya membuat Sultan cacat permanen, dan berisiko mengakibatkan tidak bisa lagi berbicara dengan normal.

Hal yang menjadi pertimbangan di antaranya memprioritaskan fungsi makan menjadi normal dengan mengorbankan pita suara, karena sebelumnya Sultan kesulitan makan dan minum.

Serta aspek waktu penyembuhan untuk kembali beraktivitas relatif lebih cepat, yakni butuh waktu maksimal satu bulan bulan pasca operasi untuk kembali bisa beraktivitas.

"Sampai saat ini Sultan masih ditidurkan dan ditempatkan di ruangan ICU Khusus RS Polri. Menurut ketua tim dokter (dr.Yosita), Sultan akan ditempatkan di ICU khusus estimasi lima hari," ujarnya.

Sultan Rif'at Alfatih dan tim dokter RS Polri Kramat Jati sebelum melakukan operasi pengangkatan pita suara, Jakarta Timur, Kamis (19/10/2023)
Sultan Rif'at Alfatih dan tim dokter RS Polri Kramat Jati sebelum melakukan operasi pengangkatan pita suara, Jakarta Timur, Kamis (19/10/2023) (istimewa)

Dari ruang ICU khusus RS Polri Kramat Jati mahasiswa Universitas Brawijaya tersebut kemudian di kamar perawatan sekitar tiga minggu, dan diharapkan nantinya dapat makan dengan normal.

Merujuk keterangan tim dokter yang menangani perawatan, Fatih menuturkan nantinya Sultan akan diberi terapi latihan berbicara menggunakan napas dari perut selama lima bulan.

Sementara untuk indera penciuman, kemampuan penciuman Sultan kini sepenuhnya sudah menghilang karena saluran pernapasan melalui tenggorokan ditutup.

"Fungsi hidung 100 persen sudah enggak ada. Sebab saluran napas di tenggorokan sudah ditutup, sehingga nafas enggak naik ke mulut dan hidung. Untuk napas lewat lubang buatan di tenggorokan," tuturnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved