Smart Breeding Sapi Lokal untuk Kesejahteraan Peternak

Istilah “Smart Breeding” digunakan untuk menggambarkan strategi pemuliaan sapi lokal yang didukung penanda.

Editor: Muji Lestari
Istimewa
Eduardus Bimo Aksono Herupradoto, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga 

Ada beberapa jenis penanda, pertama penanda genetik, merupakan suatu gen atau rangkaian DNA yang diketahui lokasinya pada suatu kromosom dan berhubungan dengan gen atau sifat tertentu.

Penanda genetik dapat berupa rangkaian DNA pendek, seperti rangkaian yang mengelilingi perubahan pasangan basa tunggal (single nucleotide polymorphism, SNP), atau rangkaian yang panjang, seperti minisatelit dan mikrosatelit.

Istilah “Smart Breeding” digunakan untuk menggambarkan strategi pemuliaan sapi lokal yang didukung penanda.

Tujuan utama pemuliaan adalah untuk memilih sapi lokal yang memiliki potensi genetik unggul sebagai tetua bagi generasi berikutnya.

Kedua, Penanda morfologi, yaitu upaya memperbaiki sapi lokal menggunakan fenotip hewan untuk suatu sifat tertentu sebagai alat seleksi.

Penerapan ini menggunakan ciri luar sapi lokal seperti: bentuk ambing, warna bulu, bentuk tubuh, struktur kulit, dan ciri-ciri anatomi (Van Wezel dan Rodgers, 1996).

Penanda ini bergantung pada observasi visual dan pengukuran untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan mengkarakterisasi evolusi genetik spesies atau populasi yang berbeda.

Penerapan penanda morfologi seringkali tidak sepenuhnya akurat ketika digunakan untuk evaluasi genetik hewan ternak karena penanda tersebut didasarkan pada subjektif penilaian dan deskripsi.

Ketiga, Penanda sitologi, meliputi kariotipe kromosom, pita, pengulangan, translokasi, penghapusan, dan inversi untuk menyelidiki sumber daya genetik hewan.

Mutasi kromosom menyebabkan variasi. Mutasi ini digunakan sebagai penanda untuk mengidentifikasi lokasi gen tertentu pada kromosom tertentu.

Pada sapi peliharaan, penanda sitologi memungkinkan penyelidikan keragaman genetik mereka dengan membandingkan jumlah dan struktur kromosom antara sapi peliharaan dan nenek moyang liar mereka.

Penanda sitologi masih banyak digunakan dalam menjelaskan asal usul dan klasifikasi spesies karena sifatnya yang baik, teknik yang cepat, ekonomis, dan mudah. Keempat, Penanda biokimia seperti golongan darah dan isozim (allozyme).

Penanda ini mewakili sifat biokimia yang dapat dianalisis dengan elektroforesis protein.

Perbedaan komposisi asam amino isozim dan protein terlarut digunakan untuk menyelidiki variasi genetik dalam spesies dan hubungan filogenetik antar spesies.

Penerapan penanda ini terbatas karena protein dan isozim bukanlah materi genetik. Mereka adalah produk ekspresi gen yang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Kardinal Keempat Indonesia

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved