Ambisi Netanyahu Pupus Usai 10 Ribu Nyawa Terbunuh, Amerika Mau Gaza Diurus Palestina Usai Perang

Ambisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menguasai wilayah Gaza, justru terhalang restu sekutunya, Paman Sam.

Istockphoto
Sekretaris Negara AS, Antony Blinkin, peta Gaza dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. 

Blinken menyadari kondisi pascaperang akan sangat membutuhkan perhatian khusus.

Namun ia tegas menyatakan, pemerintah Palestina yang akan menguasai Gaza setelah serangan berahir.

“Harus mencakup pemerintahan yang dipimpin Palestina dan Gaza bersatu dengan Tepi Barat di bawah Otoritas Palestina," jelasnya.

Ambisi Netanyahu

Pernyataan Blinken seperti mencampakkan ambisi Netanyahu yang ingin mengontrol Gaza setelah perang usai.

Bahkan dalam pernyataannya kepada ABC News, Netanyahu akan bertanggung jawab atas keamanan Gaza untuk waktu yang tidak ditentukan.

"Untuk jangka waktu tidak terbatas," jelas Netanyahu.

Para pejabat Israel sejak itu mencoba mengklarifikasi bahwa mereka tidak bermaksud menduduki Gaza setelah perang, namun mereka belum menjelaskan bagaimana mereka dapat menjamin keamanan tanpa mempertahankan kehadiran militer. 

Israel menarik pasukannya dari Gaza pada tahun 2005.

Mengenal Kapten Yair Edou Netanyahu keponakan Benjamin Netanyahu, penembak jitu Israel yang tewas di tangan Hamas.
Mengenal Kapten Yair Edou Netanyahu keponakan Benjamin Netanyahu, penembak jitu Israel yang tewas di tangan Hamas. (Tangkapan Layar Tribun Jateng)

Otoritas Palestina yang menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel, mengatakan, Gaza, yang dikuasai Hamas sejak tahun 2007, merupakan bagian integral dari apa yang mereka impikan untuk negara Palestina di masa depan.

Khalil al-Hayya, seorang anggota kepemimpinan Hamas, mengatakan kepada New York Times bahwa serangan kelompok tersebut terhadap Israel dimaksudkan untuk menghancurkan status quo dan membuka babak baru dalam perjuangannya melawan Israel.

“Kami berhasil membawa kembali masalah Palestina ke meja perundingan, dan sekarang tidak ada seorang pun di kawasan ini yang merasa tenang,” katanya, menurut surat kabar tersebut pada hari Rabu (8/11/2023).

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved