Anggota Polda Metro Diancam Pembunuhan
Pernah Dipenjara, 2 Tersangka Percobaan Pembunuhan Anggota Polda Metro Jaya Berstatus Residivis
Adapun peristiwa percobaan pembunuhan itu terjadi di ruas jalan Tol Tanah Tinggi, Batuceper, Kota Tangerang, Rabu (18/10/2023) malam.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM - Dua dari tiga tersangka percobaan pembunuhan terhadap anggota Direktorat Pengamanan Objek Vital (Ditpamobvit) Polda Metro Jaya, Bripka Taufan Febrianto, berstatus residivis.
Keduanya adalah pria berinisial AI dan N. Sedangkan satu tersangka lainnya yaitu berinisial S.
Adapun peristiwa percobaan pembunuhan itu terjadi di ruas jalan Tol Tanah Tinggi, Batuceper, Kota Tangerang, Rabu (18/10/2023) malam sekitar pukul 20.30 WIB.
"Untuk tersangka AI pernah sebelumnya ditahan dalam perkara pemalsuan surat," kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota Kompol Rio Mikael Tobing, Kamis (9/11/2023).
Dalam perkara itu, jelas Rio, AI divonis sembilan bulan penjara pada 2020 dan menjalani masa penahanan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur.
Sementara itu, Rio menyebut tersangka N merupakan residivis kasus perjudian.
"Tersangka N pernah dihukum dalam kasus perjudian dengan vonis hukuman empat bulan," ujar dia.
Tersangka AI merupakan otak dari percobaan pembunuhan ini. AI berprofesi sebagai pekerja harian lepas (PHL) di Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.
"Tersangka AI yang merencanakan (percobaan pembunuhan). Dia PHL di Dishub DKI Jakarta," kata Rio.
Rio mengungkapkan, tersangka AI dan Bripka Taufan sudah saling mengenal karena pernah berdinas di Kepulauan Seribu.
"Jadi korban dan pelaku ini sama-sama saling mengenal. Dari dulu sudah berteman sejak lama, awal mulanya berkenalan itu pada saat dinas di Kepulauan Seribu," ujar dia.
Rio mengatakan, kejadian bermula saat istri korban memberitahu alamat rumah dan tempat kerja tersangka AI.
AI merasa tak terima dan sakit hati karena tengah bermasalah dengan seseorang yang dijanjikan bekerja di Dinas Perhubungan.
"Jadi, AI ini sedang bersembunyi karena terkait ada kasus lain. Di mana, AI ini menerima sejumlah uang untuk proses penerimaan di Dinas Perhubungan sehingga saudara ini merasa sakit hati karena keberadaannya diberitahu oleh istri korban," kata Rio
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.