Cerita Bang Onim Saat Dievakuasi dari Gaza: Kendaraan di Belakang Hangus Tertembak, Cuma Bisa Pasrah
Bang Onim, relawan Indonesia di Gaza bercerita tentang detik-detik mencekam saat dirinya dievakuasi dari Gaza.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Abdillah Onim atau dikenal dengan nama Bang Onim, beri kesaksian tentang kondisi di Gaza, Palestina.
Bang Onim merupakan seorang relawan Indonesia yang sudah menetap selama 13 tahun di Gaza dan sudah berkeluarga.
Terkini, Bang Onim dan keluarganya sudah berhasil dievakuasi dan pulang kembali ke Indonesia.
Namun sebelum itu, Bang Onim sempat mengalami detik-detik mencekam saat hendak keluar dari Gaza.
"Sebenarnya istri saya juga anak-anak sampai tiba di sini sebenarnya belum percaya bisa hadir di indonesia dalam situasi gempuran, peperangan, ganasnya peperangan yang terjadi di Gaza. Proses evakuasi itu bukan tiga hari saja," kata Bang Onim, dikutip dari Youtube Chanel Need A Talk, baru-baru ini.
Ia bercerita, untuk bisa keluar dari Gaza dirinya harus melalui proses yang begitu sulit.
Bahkan, proses evakuasi tersebut berlangsung sekitar 20 hari lamanya.
"80 persen itu, kami tidak bisa keluar dari rumah karena dibombardir sana-sini," ungkap dia.
Selama berhari-hari, Bang Onim mengaku hanya terjebak di rumah saja.
Ia tak bisa keluar rumah karena pemboman terjadi dimana-mana.
Bahkan, peristiwa pemboman tersebut juga menyasar rumah-rumah warga sipil yang berada di sekitar kediamannya.
"Alhamdulillah, kami masih diberikan kesempatan," kata Bang Onim.
Melihat kondisi di Gaza, Palestina yang semakin mencekam, Bang Onim akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia membawa keluarganya.
Ketika itu, ia langsung berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.
Merespon hal itu, Retno Marsudi langsung berbegas untuk berkordinasi dengan KBRI di Kairo, Jordania, dan juga Libanon agar Bang Onim bisa segera pulang ke Indonesia.
Selama 20 hari proses evakuasi tersebut, kata Bang Onim dirinya hanya terus berkomunikasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan memastikan keadaan sekitar dalam kondisi aman.
Sayangnya, setelah beberapa hari ia tak juga bisa keluar rumah.
Peristiwa pemboman semakin parah dimana-mana.
Saat hendak keluar dari Gaza, ia melihat pesawat udara yang melintas di hadapannya menjadi sasaran tembak.
Melihat situasi itu, ia pun memutuskan untuk segera kembali ke rumah.
Hingga suatu ketika, ia bertanya kepada sang istri terkait langkah yang akan diambil.
"kita berangkat gak nih, Kata istri saya kalau kita tidak keluar dari ini otomatis kita tidak ada jalur menyelamatkan diri,"
"Terus gimana? ya sudah kita minta ke Allah SWT. Ada dua pilihan ya, lolos ke perbatasan atau meninggal dunia surga," ungkap dia.
Bang Onim pun nekat untuk tetap menuju perbatasan agar bisa segera keluar dari Gaza, pada keesokan harinya.
Ketika itu, ia hanya berpasrah dengan keadaan.
Melihat situasi di sekitarnya yang semakin mencekam, seluruhnya ia pasrahkan kepada yang maha kuasa.
Pilihannya kata Bang Onim, ia bisa tiba diperbatasan dan keluar dari Gaza, atau meninggal di Palestina.
"Itu keputusan yang harus diambil di tengah pemboman sana sini," ungkapnya.
Apa yang mereka takutkan pun akhirnya terjadi.
Berbagai serangan darat, terjadi saat mereka mencoba keluar dari Gaza.
Ketika keluar dari kediamannya, ia menyebut ada sekitar 8-10 kendaraan sipil turut mengikuti di belakang kendaraannya.
Mereka seolah tahu bahwa Bang Onim akan ke perbatasan untuk keluar dari Gaza.
Mereka pun melihat ini sebagai sebuah kesempatan dan mencoba untuk mengikuti kendaraan Bang Onim.
Namun sekitar 10 menit kemudian, serangan yang membabi buta pun terjadi.
"Dekat pantai tiba-tiba udah muncul pihak Israel. Langsung ditembak," paparnya.
Insiden penembakan pun terjadi.
Sejumlah kendaraan yang berada di belakangnya itu, turut menjadi sasaran.
Ia melihat secara langsung bagaimana kendaraan yang membuntutinya itu semuanya hangus dan penumpangnya meninggal dunia.
Hal ini hanya membuat Bang Onim dan keluarganya tertunduk di dalam mobil sambil berdoa.
Ia berzikir sambil memohon keselamatan kepada yang maha kuasa.
"Saya bilang ke sopir saya, tancap gas. Dan siapapun ditabrak untik menyelamatkan diri.
Dalam pikiran saya, di depan pasti ada tank Israel. Kalau ada tank, langsung ditembak sama tank, selesai disitu,"
"Alhamdulillah selama perjalanan tanknya jauh dari tempat perjalanan kami," kata dia.
Walau begitu, Bang Onim dan keluarganya menyaksikan sendiri betapa banyaknya jasad tergeletak di jalan-jalan yang ia lalui menuju ke perbatasan.
Beberapa korban juga terlihat ada yang masih hidup dan meminta tolong.
Namun lagi-lagi dirinya tak bisa berbuat apapun dalam kondisi tersebut.
Baca juga: Evakuasi WNI dari Gaza Berlangsung Sulit, Satu Keluarga Akhirnya Berhasil Diamankan ke Mesir
Bahkan kata Bang Onim, mobilnya juga turut menjadi sasaran tembak.
"Kiri kanan jasad, meninggal, anak anak, kendaraan hangus, terus juga ada gerobak kuda, kudanya pun mati. Kami lalui itu,"
"Banyak jenazah yang kami lewati, dan banyak juga yanh teriak tolong-tolong. Kami gak bisa ngapa-ngapain," imbuhnya.
Selama 13 tahun menjadi relawan di sana, kini Bang Onim dan keluarganya sudah berhasil dievakuasi dan kembali dipulangkan ke Indonesia.
Ia pun mengaku sangat bersyukur dan tidak menyangka sudah benar-benar ada di Indonesia di tengah gempuran yang selalu terjadi di Gaza.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Bang-Onim.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.