Jonan yang Dulu Tolak Proyek Whoosh Dipanggil Prabowo, Pengamat Nilai Akan Ada Manuver Politik Besar

Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan di Istana Negara tengah menjadi sorotan. 

(Dok. Instagram @ignasius.jonan)
JONAN TEMUI PRABOWO - Eks Menteri Perhubungan RI, Ignasius Jonan dipanggil khusus oleh Presiden Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan Jakarta. Keduanya berbincang selama dua jam pada Senin (3/11/2025) . (Dok. Instagram @ignasius.jonan) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan di Istana Negara tengah menjadi sorotan. 

Pengamat politik Universitas Nasional, Selamat Ginting, menilai pertemuan tersebut bukan sekadar silaturahmi biasa. 

Pertemuan itu dinilai memiliki makna politik mendalam di tengah polemik proyek kereta cepat Whoosh

Selamat mengingatkan bahwa Jonan adalah sosok yang menolak proyek Whoosh sejak awal.

Saat awal kereta cepat itu digarap, Jonan yang menjabat Menteri Perhubungan berani berbeda pandangan dengan Presiden Jokowi yang ngotot meloloskan proyek kerja sama dengan China itu.

"Bahkan Prabowo menyatakan, 'Saya bicara dengan tokoh bangsa.' Artinya betul-betul Jonan ini diperhitungkan sekali oleh Presiden Prabowo terkait kontroversi kasus kereta cepat Whoosh. Jonan selama ini adalah tipikal figur yang betul-betul bertolak belakang dengan program kereta cepat Jakarta Bandung. dia tidak setuju itu," kata Selamat saat bicara di Youtube Forum Keadilan TV, tayang Rabu (5/11/2025).

Geser Luhut dari Lingkar Pengaruh Istana

Selamat Ginting menilai kehadiran Jonan di Istana sekaligus menjadi penanda adanya pergeseran figur kepercayaan Prabowo. 

Jonan dinilai menyingkirkan sosok penasihat lain yang sudah lebih dulu berada di lingkar Istana, di antaranya Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.

"Presiden Prabowo itu ingin mendengar lebih banyak mendengar masukan dari Jonan ketimbang yang lain, figur-figur kontroversi seperti apa misalnya, seperti Luhut Binsar Pandjaitan misalnya, itu kan tidak dipanggil untuk mendengarkan. Jadi publik melihat bahwa oh ini Jonan ini memang figur yang patut didengar."

"Bahwa pemerintah Prabowo akan mengambil keputusan yang lebih matang," kata Selamat.

Jonan Disiapkan Jadi Bidak Baru Prabowo

Akademikus Universitas Nasional itu juga membaca motif Prabowo untuk menjadikan Jonan sebagai bidak alias orang kepercayaan barunya.

Jonan memiliki keistimewaan karena tidak berasal dari lingkar militer seperti asal Prabowo, maupun dari partai politik.

"Kemudian tentu saja ini manuver legitimasi dan dia sedang membangun jaringan politik baru. Prabowo tidak lagi hanya sekadar mengambil orang-orang dari partai politik dan dari militer, background-nya Prabowo."

"Ini seperti saya kemukakan tadi Jonan disebut oleh Prabowo sebagai tokoh bangsa sekaligus Prabowo ingin menguatkan citra pemerintahannya dan membuka ruang diskusi dan ruang konsultasi tidak seperti pemerintahan sebelumnya," jelasnya.

Menurut Selamat, Jonan tidak lama lagi akan masuk kabinet, tetapi posisinya bisa saja bukan menteri melainkan kepala lembaga yang akan dibentuk baru.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved