Perempuan Nomor 1 Hamas, Jamila Al-Shanti Sang Pembebas Masjid Utara Gaza Jadi Martir Dibom Israel
Jamila Al-Shanti, wanita yang terkenal berkat keberaniannya membebaskan masjid di Utara Gaza dari cengkeraman Israel.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina yang kini tengah melawan gempuran Israel memiliki sederet tokoh pemimpin yang melegenda, termasuk seorang perempuan.
Dia adalah Jamila Al-Shanti, wanita yang terkenal berkat keberaniannya membebaskan masjid di Utara Gaza dari cengkeraman Israel.
Kini namanya harum di masyarakat Palestina setelah Jamila menjadi martir dibom tentara zionis.
Di antara sedikit perempuan berpengaruh di Hamas, Jamila Al-Shanti menjalani hidup yang tidak mudah.
Selalu dekat dengan perang, perlawanan dan senjata, keluarganya banyak gugur.
Termasuk kekasih hidupnya, Abdel Aziz Al-Rantisi (1947-2004), tewas dibunuh tentara Israel.
Abdel Aziz adalah salah satu pendiri Hamas.
Dia merupakan pemimpin politik Hamas dan jubir untuk wilayah Gaza.
Sama seperti suaminya yang seorang doktor, Jamila Al-Shanti juga seorang doktor bidang administrasi pendidikan dari Uni Emirat Arab.
Jamila Al-Shanti mendirikan sayap perempuan gerakan Hamas di Gaza dan merupakan perempuan pertama yang menjadi anggota biro politik.
Pada tahun 2006, ia terpilih sebagai anggota Dewan Legislatif untuk blok Perubahan dan Reformasi Hamas.
Pada tahun 2006 ini, nama Jamila Al-Shanti menjadi terkenal.
Sebab ia berhasil menggerakkan perempuan untuk memecah pengepungan tentara Israel terhadap Masjid di Beit Hanoun, jalur Gaza bagian Utara.
Namun pembebasan masjid itu harus dibayar darah dan air mata.
Tiga hari kemudian, rumahnya dibom oleh pesawat Israel.
Saudara iparnya, Nahla Al-Shanti, dan dua orang lainnya meninggal dunia.
Tujuh tahun berselang, Jamila Al-Shanti diangkat menjadi Menteri Perempuan di pemerintahan Hamas yang memerintah Jalur Gaza pada saat itu.
Jamila Al-Shanti pun kini gugur.
Ia Sumber-sumber medis melaporkan bahwa wanita berusia 68 tahun itu tewas dibom serangan udara Israel pada Kamis (19/10/2023).
Jamila Al-Shanti menjadi korban serangan Israel yang sudah seperti genosida di Gaza sejak sebulan lalu.
Dalih merespons serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, Pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu teruterusan memerintahkan pasukannya membombardir Gaza.
Sampai hari ini, Kamis (16/11/2023), sudah lebih dari 11.000 orang meninggal dunia di Gaza.
Setengah lebihnya merupakan perempuan dan anak-anak.
Ketua WHO, Tedros Adhanom mengungkapkan, setiap 10 menit, satu anak terbunuh di Gaza.
Tedros menyampaikan data yang sudah seperti genosida itu di pertemuan Dewan Keamanan PBB, Jumat (10/11/2023).
"Lebih dari 10.800 jiwa terbunuh di Gaza, hampir 70 persen adalah perempuan dan anak. Dalam rata-rata, satu anak terbunuh setiap 10 menit," kata Tedros dalam rapat yang disiarkan langsung di laman media.un.org.
Tidak ada tempat yang aman bagi siapapun di Gaza saat ini.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
| ICC Tolak Banding Israel, Jazuli Juwaini: Lampu Harapan Korban Kebiadaban di Gaza |
|
|---|
| 5 Fakta Heboh Dugaan WNA Israel Punya KTP Cianjur, Dedi Mulyadi Sampai Temui Bupati |
|
|---|
| Seniman dan Musisi Bersatu di Depan Kedubes AS, Suarakan Keadilan untuk Palestina |
|
|---|
| JADWAL Demo di Jakarta, Minggu 19 Oktober 2025: 2 Aksi Besar di Hari Libur, Ribuan Personel Berjaga |
|
|---|
| Fraksi PKS Dukung Sikap Tegas Gubernur Pramono Tolak Kedatangan Atlet Israel |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Jamila-Al-Shanti-perempuan-nomor-satu-di-Hamas-tewas-dibom-Israel.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.