Aktivis Perempuan Palestina Bongkar Kekejian Penjara Israel: Sandera Dipukuli, Tak Diberi Pakaian

Aktivis perempuan Palestina, Ahed Tamimi, membongkar perlakuan keji Israel terhadap warga Palestina yang disandera.

|
Wikimedia
Aktivis Perempuan Palestina, Ahed Tamimi. (1) 

"Anda telah seperti orang tua baginya, mengundangnya ke kamar Anda kapan pun dia mau. Dia mengakui Anda semua bukan hanya sebagai teman biasa tetapi sebagai individu yang luar biasa dan dicintai," kata Danielle dalam surat  yang diterjemahkan oleh Love for Tim penerjemah Gaza Malaysia, dikutip dari New Straits Time.

Pasukan Hamas. Sama-sama musuhi Israel, ini bedanya kelompok Hamas dengan Fatah Palestina.
Pasukan Hamas. Sama-sama musuhi Israel, ini bedanya kelompok Hamas dengan Fatah Palestina. (TribunTimur/Int)

Danielle mengatakan, anaknya diperlakukan dengan penuh kasih sayang.

Kendati demikian, ia juga menegaskan bahwa anak-anak tidak boleh menjadi tawanan.

"Terima kasih atas pelayanan dan banyak waktu yang dihabiskan sebagai pengasuh putri saya, meskipun tidak selalu tersedia."

"Anak-anak tidak boleh dikurung, namun terima kasih kepada Anda dan orang-orang baik yang kami temui selama periode ini."

"Putri saya merasa ibarat seorang putri di Gaza karena dari kalangan bawah hingga pimpinan telah memperlakukannya dengan baik, lembut, dan penuh cinta kasih," ujarnya.

Danielle menyampaikan, putrinya tidak mengalami gangguan psikologis selama menjadi sandera Hamas.

Surat yang disebut dari ibu asal Israel yang memuji Hamas soal perlakuan ke anaknya.
Surat yang disebut dari ibu asal Israel yang memuji Hamas soal perlakuan ke anaknya.

Dia juga mendoakan para prajurit Hamas agar tetap kuat menghadapi konflik dengan negaranya.

“Saya akan mengingat kebaikan yang diberikan di sini, meskipun Anda sendiri menghadapi situasi sulit dan kerugian besar yang dialami di Gaza.

“Saya berharap kita bisa menjadi teman baik di dunia ini."

"Saya mendoakan kalian semua tetap sehat, dan mengirimkan cintaku kepada kalian dan anggota keluarga kalian. Terima kasih banyak,” ujarnya.

Konflik Israel-Hamas

Sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober, Israel menyebut 4.000 warganya tewas.

Sementara itu, balasan Israel yang lebih brutal hingga 40 hari lebih membombardir Gaza mengakibatkan 15.000 lebih warga Palestina terbunuh.

Kedua pihak sepakat gencatan senjata sejak Jumat (24/11/2023).

Hingga hari ini Jumat (1/12/2023) ratusan sandera dari Israel maupun Palestina sudah dibebaskan.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved