Sentilan Putri Gus Dur di Panggung Teater, Punya Racikan Jamu Tahan 3 Periode hingga Bikin Gemoy

Inayah Wahid, putri mendiang Gus Dur beri sindiran terhadap situasi politik saat ini lewat sebuah pentas teater yang berlangsung di TIM tadi malam.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Pebby Adhe Liana
TribunJakarta
Momen saat putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid berperan sebagai penjual jamu dalam teater "Musuh Bebuyutan" yang dimainkan di TIM, Jumat (1/12/2023) malam. 

Sejumlah sentilan pinggir jurang ala Inayah, sukses membuat penonton tergelitik. 

Tapi tak dengan Susilo Nugroho, yang saat itu jadi lawan bicara Inayah.

"Ini sekali lagi tidak ada di naskah," ujar Susilo.

Adapun selain Inayah, pentas teater yang dipimpin Butet Kartaredjasa itu juga menampilkan sejumlah nama besar lainnya.

Diantaranya, Cak Lontong, Happy Salma, Akbar, Marwoto, Susilo Nugroho, Yu Ningsih, Wisben dan Joned.

Secara umum, teater "Musuh Bebuyutan" menceritakan mengenai kontestasi pemilihan lurah di salah satu desa yang diwarnai sejumlah intrik.

Salah satu calon kandidat kerap berulah dengan mengerahkan aparat keamanan desa untuk menjadi timsesnya.

Lurah petahana yang dijabat oleh Butet Kartaredjasa juga rupanya condong ke calon tersebut hingga membuat satu calon lainnya terasa dicurangi.

Tetaer yang disutradarai oleh Agus Noor itu turut disaksikan oleh cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD.

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD turut menyaksikan teater
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD turut menyaksikan teater "Musuh Bebuyutan" yang turut dimainkan oleh seniman kondang, Butet Kartaredjasa. (TribunJakarta)

"Ketika Butet dan kawan-kawan tampil pasti selalu menarik dan penuh kritik sosial untuk mengingatkan kita sendiri sebagai bangsa," kata Mahfud usai menonton.

Mahfud mengatakan, dirinya memang sudah sering menyaksikan teater yang digawangi oleh Butet Kartaredjasa.

Satu diantaranya sebagai pengingat mengingat pentas yang dimainkan selalu kental dengan kritik sosial.

"Ya kritik sosial. Bagaimana menyelenggarakan pemerintahan dengan baik, menjadi pemerintah yang adil, jujur, selalu berada di tengah dan tidak main tipu-tipu," katanya, diiringi senyum tipis sebelum bergegas meninggalkan awak media.

Menurutnya, kritik sosial yang dibalut dalam seni maka pesannya bakal lebih mengena dalam hati.

Ia pun menyarankan untuk para politisi untuk menonton kritik sosial semacam ini.

"Itu menurut saya satu cara menyampaikan pesan kepada orang yang kalau disampaikan pesan secara resmi dablek biasanya. Menurut saya para pejabat, para politisi perlu nonton yang kayak gini," katanya.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved