Warteg Se-Nusantara Harap Pemerintah Subsidi Bahan Pokok di Tengah Lonjakan Harga Jelang Nataru
Kowantara mengatakan pihaknya berharap adanya subsidi untuk meredam dampak buruk akibat kenaikan harga bahan pokok bagi para pedagang.
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Para pengusaha Warung Tegal (Warteg) berharap pemerintah memberikan subsidi di tengah kenaikan harga sejumlah bahan pokok menjelang hari raya Natal dan tahun baru (Nataru).
Ketua Koperasi warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan pihaknya berharap adanya subsidi untuk meredam dampak buruk akibat kenaikan harga bahan pokok bagi para pedagang.
Pasalnya akibat kenaikan harga bahan pokok para pedagang warteg harus merogoh kantong lebih dalam untuk modal usaha, dan di saat bersamaan mencegah menaikkan harga menu untuk pelanggan.
"Subsidi untuk bahan pokok tertentu. Terutama yang digunakan secara luas di industri kuliner seperti minyak, bawang, atau daging," kata Mukroni saat dikonfirmasi, Minggu (3/12/2023).
Bukan tanpa sebab, sejak bulan November 2023 lalu sejumlah harga bahan pokok meliputi beras, cabai, bawang, telur ayam, hingga minyak goreng naik yang memberatkan daya beli.
Berdasar data infopangan.jakarta.go.id hingga hari ini, harga beras medium tercatat Rp12.696 per kilogram, cabai rawit merah Rp102.825 per kilogram, dan bawang merah Rp36.076 per kilogram.
Kenaikan harga ini dikhawatirkan terus terjadi hingga mendekati Nataru, sehingga para pedagang warteg berharap pemerintah memberikan bantuan berupa subsidi dan pemulihan ekonomi.
"Terutama menjelang perayaan Nataru dan tahun baru. Bantuan ini dapat berupa pembebasan pajak, pinjaman dengan bunga rendah, atau program bantuan lainnya untuk membantu," ujarnya.
Mukroni menuturkan pihaknya juga berharap pemerintah melakukan pemantauan dan mengambil langkah untuk segera menurunkan harga bahan pokok menjelang Nataru.
Termasuk dengan memberikan pendidikan dan pelatihan usaha bagi pedagang warteg, dan melakukan dialog terbuka dengan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Dialog terbuka tentang tantangan yang dihadapi warteg dan pencarian solusi bersama. Kemitraan dapat menciptakan lingkungan mendukung bagi pertumbuhan usaha kecil di sektor kuliner," tuturnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
25 Ribu Warteg di Jabodetabek Berhenti Operasional, Pedagang Minta Raperda KTR Tak Bebani Rakyat |
![]() |
---|
Kebakaran Lagi di Jakut Pas Idul Adha, Kini Kompor Meledak Bikin Warteg hingga Mobil di Pluit Ludes |
![]() |
---|
Warteg Pertimbangkan Buat Sambal Alternatif Imbas Cabai Rawit Merah Mahal |
![]() |
---|
Kalut Pedagang Warteg Imbas Harga Cabai Naik, Mau Naikkan Harga Tapi Takut Pelanggan Kabur |
![]() |
---|
Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp100 Ribu, Pedagang Warteg Menjerit: Dampaknya Sangat Terasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.