Nasionalisme dan Kemanusiaan, Cerita Wanita Israel Jadi Sukarelawan Penolong Warga Palestina ke RS

Yael Noy seorang wanita Israel tetap teguh menjadi sukarelawan penolong warga Palestina saat konfliks Israel-Hamas.

Fb Yael Noy
Yael Noy, Ketua Road to Recovery, lembaga sukarelawan pembantu warga Palestina. (1) 

Dari 1.000 sukarelawan Road to Recovery, tidak sedikit juga yang tewas karena serangan Hamas itu.

"Saya berjuang untuk menjadi baik."

"Saya berjuang untuk tetap bermoral ketika kedua belah pihak berada dalam penderitaan yang sangat parah. Saya berjuang untuk menjadi orang yang sama seperti sebelumnya," kata Yael mengawali ceritanya kepada BBC yang dirilis pada Jumat (8/12/2023).

Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas terhadap Israel

Sementara, serangan Israel selama dua bulan terakhir ini menewaskan 17.000 lebih warga Palestina.

Situasi perang memanas seiring membabibutanya serangan Israel, tekanan politik pun begitu tinggi.

Segera setelah kejadian tanggal 7 Oktober, Yael mengatakan dia sangat terguncang hingga dia hampir tidak bisa bernapas.

“Ada sesuatu yang patah di hati saya dan saya berkata bahwa saya tidak akan pernah berbicara lagi dengan orang-orang di Gaza,” kata Yael.

Namun setelah beberapa hari, dia memutuskan bahwa dia tidak bisa membiarkan kekejaman mengubah dirinya.

Yael dan sebagian besar relawan Road to Recovery terus mengantar warga Palestina dari Tepi Barat ke rumah sakit di Israel untuk pengobatan kanker, transplantasi organ, dan dialisis ginjal.

Sesegera mungkin, ia berharap bisa menjemput pasien dari Gaza lagi.

Yael Noy, Ketua Road to Recovery, lembaga sukarelawan pembantu warga Palestina. (1)
Yael Noy, Ketua Road to Recovery, lembaga sukarelawan pembantu warga Palestina. (1)

Yael menolak menyamakan para sipil warga Palestina yang terkena serangan, dengan tentara Hamas yang berkonflik dengan tentara Israel.

Bagi Yael, jika tetangga kita sakit, maka kita wajib menolong.

“Kita tidak bisa menolak membantu anak penderita kanker. Tetangga kita membutuhkan bantuan, jadi kita perlu membantu mereka,” tegasnya.

Dia mengkhawatirkan keluarga-keluarga yang dia kenal di Gaza, dengan semakin dekatnya musim dingin dan begitu banyak rumah yang dibom kini tidak dapat dihuni.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved