Bullying di SMAN 26 Jakarta
Kondisi 12 Siswa SMAN 26 Jakarta Korban Bullying, Kemaluan Luka hingga Patah Tulang Rusuk
Kondisi belasan siswa SMAN 26 Jakarta yang menjadi korban perundungan atau bullying oleh para seniornya tampak memprihatinkan.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET - Kondisi belasan siswa SMAN 26 Jakarta yang menjadi korban perundungan atau bullying oleh para seniornya tampak memprihatinkan.
Tercatat ada 12 siswa kelas X yang dianiaya secara brutal dan bergiliran oleh 15 orang kakak kelasnya, XI dan XII.
Peristiwa itu terjadi di rumah salah satu pelaku berinisial D di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (1/12/2023) sore sekitar pukul 16.00 WIB.
Salah satu korban dalam kasus ini yaitu siswa berinisial AF (16). Tubuhnya lebam hingga kemaluannya terluka akibat dianiaya belasan kakak kelas.
"Namanya juga dipukul 14 sampai 15 orang secara bergantian, jadi banyak memar-memar. Ada kena kemaluan, satu kali, dua kali, juga sudah kita periksa semua," kata kuasa hukum korban, Fahrizal Husin Nasution, Sabtu (9/12/2023).
Sementara itu, Fahrizal menyebut siswa lain yang juga menjadi korban mengalami patah tulang rusuk.
"Kalau dari korban lain, juga ada yang bengkak dan sebagainya usai di rontgen. Iya patah di tulang iga (rusuk) kalo nggak salah," ungkap dia.
Ia menilai kasus ini bukan persoalan sepele. Menurut dia, penganiayaan ini dilakukan secara terorganisir.
"Tentu harapan kami cukup besar, ini bukan lagi mainan anak kecil yang berkelahi terus berteman lagi. Ini saya pikir sudah teroganisir, sudah tersistem," ucap Fahrizal.

Belasan korban dikeroyok secara bergiliran. Para pelaku lebih dulu menutup kepala korban sebelum melakukan penganiayaan.
Ibu korban, K, telah melaporkan peristiwa bullying yang dialami anaknya ke Polres Metro Jakarta Selatan.
"Dia (korban) dipanggil, ditutup mukanya, matanya, dipukuli saat itu. Jadi bergiliran, ada beberapa orang," kata Fahrizal di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (8/12/2023).
Berdasarkan keterangan ibu korban, sambung Fahrizal, pelaku menutupi kepala anaknya menggunakan kaos.
"Ditutup pakai baju, pakai kain begitu saja," ungkap dia.
Ia menuturkan, AF menderita luka lebam di tubuhnya akibat dipukuli beramai-ramai oleh para seniornya. Bahkan, AF juga mengalami luka di bagian kemaluannya.
"(Luka) dari dada ke bawah, karena wajah kan ditutup. Ada kena kemaluan, satu kali, dua kali, juga sudah kita periksa semua," ucap Fahrizal.
Adapun laporan ibu korban teregister dengan nomor LP/B/3647/XII/2023/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya tertanggal 2 Desember 2023.
"Terlapornya saudara D dan kawan-kawan. yang diduga sebagai pelakunya itu berjumlah 15 orang," kata kuasa hukum korban, William Albert Zai.
William mengungkapkan, korban mulanya dihubungi oleh salah satu melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp (WA).
Pelaku meminta korban untuk datang ke rumahnya.
"Jadi waktu itu sistemnya itu di WA dulu, 'eh kamu datang ke rumah saya'. Jadi kalau dari informasi dan chatting yang kami pelajari, bahwa peristiwa ini bukan hanya sekali terjadi, berkali-kali," ujar William.
Ketika AF tiba di rumah pelaku, beberapa korban lainnya sudah lebih dulu dianiaya di sebuah ruangan. Sedangkan AF diminta menunggu di ruangan lain.
"Jadi si anak itu dipanggil, datang ke rumah salah satu pelaku, kemudian begitu dia datang sudah ada yang disiksa, dikeroyok gitu. Nah dia nunggu di ruangan lain. Begitu selesai, dia dipanggil. Jadi bergiliran, ada beberapa orang," ungkap Fahrizal.
Fahrizal berharap polisi segera menindaklanjuti laporan korban dan menangkap para pelaku yang terlibat penganiayaan.
"Makanya kami berharap nanti ditemukan tersangkanya," ujar dia.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.