Pilpres 2024
Pengamat Anggap Maruarar Sirait Bentuk Gerbong Jokowi Vs PDIP, Kemungkinan Gabung Gerindra
Menurut Ray Rangkuti, keputusan Ara adalah puncak dari kekecewaannya yang seakan sudah tidak dianggap oleh PDIP.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Kurang sebulan dari Pemilu 2024, Maruarar Sirait memutuskan keluar dari PDIP.
Ara, sapaaan Maruarar pun telah resmi mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP kepada jajaran pengurus PDIP yang diwakili Wasekjen Utut Adianto dan Wabendum Rudianto Tjen, Senin (15/1/2024).
Menurut pandangan pengamat politik yang juga Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, keputusan Ara adalah puncak dari kekecewaannya yang seakan sudah tidak dianggap oleh PDIP.
"Pilihan sulit bagi Ara. Tapi sepertinya sudah di ujungnya. Beliau sudah menanti untuk dirangkul lagi oleh PDIP lebih dari 4 tahun, tapi tidak ada respon," kata Ray saat dimintai komentarnya, Selasa (16/1/2024).
Dalam karir politik Ara di PDIP, publik mengingat ada dua momen dimana putra mendiang politisi senior PDIP, Sabam Sirait itu dikecewakan oleh partai.
Pertama pada 2014 silam, dimana Ara yang digadang akan menjadi menteri di kabinet periode pertama Joko Widodo ternyata tak masuk dalam struktur pemerintahan kala itu.
Momen kedua dimana pada Pemilu 2019, Ara dipindahkan dapilnya dari Sumedang, Majalengka dan Subang menjadi ke dapil Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur.
Alhasil, kala itu Ara kalah dan gagal lolos ke Senayan.
"Terakhir, Ara masih menunjukan dukungannya terhadap Ganjar. Tapi juga tidak mendapat respon positif dari PDIP. Jadi pilihan pergi itu, nampaknya, pilihan sulit tapi harus dilakukan," kata Ray.
Di sisi lain, Ray mengakui Ara sebagai sosok yang masih tergolong muda dan memiliki jaringan luas sehingga bisa terus mengembangkan karir politiknya.
"Ara masih muda, punya banyak pengalaman politik, dan jaringan luas," kata Ray.

Hanya saja, Ray menyayangkan alasan Ara keluar dari PDIP karena ingin berada satu kubu dengan Jokowi. Ia menganggap pernyataan Ara untuk ikut Jokowi merupakan kekeliruan.
"Itu seperti menyatakan sikap berhadap-hadapan dengan PDIP. Dan sekaligus membentuk gerbong Jokowi vs PDIP," kata Ray.
Menurut Ray, jalan Jokowi paling hebat maksimal sampai 2029. Setelah itu akan memudar.
Ada 8 Tantangan, Alumni ITB Minta Prabowo-Gibran Fokus ke Persoalan Ekonomi |
![]() |
---|
Isu Raffi Ahmad Masuk Bursa Menteri Prabowo Tak Dibantah Gerindra, Prabowo Pernah Sebut Sebagai Staf |
![]() |
---|
Eks Dewan Pakar TPN: Parpol Pendukung Ganjar Mahfud Lebih Layak Masuk Pemerintahan Prabowo |
![]() |
---|
Pengamat Sarankan Prabowo Tempatkan Megawati, SBY dan Jokowi di DPA, Bukan Presidential Club |
![]() |
---|
Pengamat Soal Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri ke Prabowo: Tak Semua Perlu Eksplisit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.