Pengamat Sebut Keluarnya Maruarar Sirait Bikin Internal PDIP Lega: Seleksi Alam Kader Tak Loyal

Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP satu bulan jelang Pemilu 2024 menjadi sorotan. Pengamat nilai hal itu bikin internal PDIP lega.

ISTIMEWA
Presiden Joko Widodo dan Maruarar Sirait. Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP satu bulan jelang Pemilu 2024 menjadi sorotan. Pengamat nilai hal itu bikin internal PDIP lega. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP satu bulan jelang Pemilu 2024 menjadi sorotan.

Apalagi, Ara, sapaan Maruarar secara gamblang menjelaskan alasan keluarnya dari PDIP karena ingin mengikuti langkah Presiden Joko Widodo.

Diketahui, meski Jokowi sendiri belum secara resmi keluar dari PDIP, tetapi langkah politiknya kini telah berseberangan dengan Megawati Soekarnoputri.

Lantas apakah keluarnya Ara di momen jelang Pemilu 2024 akan menggerus suara PDIP, menurut pengamat politik Selamat Ginting, hal itu belum bisa disimpulkan terlalu dini saat ini.

Ginting kemudian menganalisis keluarnya Ara dari sisi internal PDIP. Menurutnya, keluarnya Ara semacam seleksi alam bagi kader yang sudah tak loyal dengan PDIP.

"Dari internal barangkali PDIP juga merasa lega karena kemudian kader yang sudah tidak loyal sudah menyatakan dirinya keluar, sehingga seleksi alam siapa yang tunduk dan patuh pada kepemimpinan partai di bawah Megawati," kata Ginting saat dimintai tanggapannya, Selasa (16/1/2024).

Diketahui, meski telah lama menjadi kader PDIP dan merupakan anak salah satu politisi senior partai yakni mendiang Sabam Sirait, tetapi Ara sejak beberapa tahun terakhir 'dianaktirikan' oleh PDIP.

Pada 2014 silam, Ara yang merupakan loyalis Jokowi digadang akan menjadi menteri, tetapi ternyata tak masuk dalam struktur pemerintahan kala itu.

Kemudian pada Pemilu 2019, Ara dipindahkan dapilnya dari Sumedang, Majalengka dan Subang menjadi ke dapil Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur sehingga gagalm lolos menjadi anggota DPR RI.

Menurut Ginting, yang perlu dikhawatirkan dari PDIP saat ini adalah memastikan semua kader mereka tegak lurus loyal terhadap kepemimpinan Megawati Soekarnoputri.

Terutama kepada para kader muda PDIP dan yang tergabung dalam Taruna Merah Putih, organisasi sayap partai PDIP yang lama dipimpin Ara.

Meski Ara telah tak menjabat Ketua Umum Taruna Merah Putih sejak 2023, tetapi sosok Ara begitu melekat di organisasi itu.

Sebab, Ara telah menjabat Ketua Umum Taruna Merah Putih selama 15 tahun sebelum digantikan oleh Hendrar Prihadi.

"Yang jadi persoalan apakah organisasi Taruna Merah Putih itu juga akan tetap akan loyal pada PDIP atau akan berbalik arah.

Ini dampaknya adalah orang-orang yang masuk dalam struktur PDIP termasuk calegnya bisa saja kemudian dievaluasi, barangkali nanti ada semacam pakta integritas untuk loyalitas kepada partai," ujar Ginting.


Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved