Pemilu 2024
Usai Pencoblosan, Belasan Petugas KPPS di Jakarta Dirawat di RS: Gangguan Lambung hingga Hipertensi
Usai pencoblosan Pemilu 2024, belasan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dilarikan ke rumah sakit.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Usai pencoblosan Pemilu 2024, belasan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dilarikan ke rumah sakit.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati berdasarkan hasil pendataan lewat sistem Pencatatan dan Pelaporan Penyelenggaraan Pemilu 2024 dari Kementerian Kesehatan.
“Dari petugas yang mengakses layanan kesehatan, hingga saat ini terdapat 13 orang sedang dirawat. Sementara untuk petugas non-KPPS terdapat empat orang yang sedang dirawat,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/2/2024).
Ani menyebut, petugas KPPS itu mengalami berbagai gangguan kesehatan, mulai dari penyakit ringan hingga penyakit bawaan atau komorbid.
“Hingga 15 Februari 2024, tercatat penyakit terbanyak yang dialami petugas adalah penyakit bawaan, seperti hipertensi dan tekanan darah tinggi,” ujarnya.
“Serta penyakit ringan, seperti batuk, pilek, gangguan lambung, dan sakit kepala,” sambungnya.
Kondisi ini disebut Ani, tak jauh beda saat Pemilu 2019 silam dimana banyak petugas KPPS yang jatuh sakit akibat penyakit kronis bawaan, seperti hipertensi dan diabetes.
Ani memastikan, Dinkes DKI berperan aktif dalam menyukseskan pesta demokrasi yang digelar setiap lima tahun sekali ini.
Salah satunya dengan menerbitkan Surat Edadan (SE) Kepala Dinkes DKI Nomor 8 tahun 2024 tentang Pelaksanaan Dukungan Kesehatan Terintegrasi dalam Menghadapi Pemilu dan Pilkada 2024 di Provinsi DKI Jakarta.
“Kami sudah membuat beberapa program kesehatan bagi anggota KPPS. Dimulai sejak menyaring calon anggota KPPS dengan melakukan screening kesehatan terhadap 137.355 peserta,” tuturnya.
Dinkes DKI melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D) juga memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada petugas KPPS.
“Pelatihan ini juga menjadikan mereka sebagai First Aid Responder (Pemberi Pertolongan Pertama) bila terjadi kegawatdaruratan di TPS tempat mereka bertugas,” kata dia.
Selama pelaksanaan pemilu, Dinkes DKI juga membuka 44 posko kesehatan statis di setiap kecamatan dan 267 posko mobile di tingkat kelurahan.
Posko layanan kesehatan itu dibuka selama masa pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi suara.
“Masih dalam rangka pelaksanaan Pemilu tahun 2024, Dinkes DKI melalui petugas kesehatan lingkungan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebelumnya juga telah melakukan sosialisasi keamanan pangan kepada petugas KPPS,” terang Ani.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
| PKS Buka Suara soal Faktor Kekalahan di Pilkada Depok, Masih Mendebat Kejenuhan Warga 20 Tahun |
|
|---|
| Pilkada Telah Usai, GMKI Jakarta Suarakan Masyarakat Kembali Bersatu |
|
|---|
| Ulasan Lengkap Pilkada Depok 2024: Peta Suara 11 Kecamatan, Nasib PKS hingga Alasan Imam-Ririn Kalah |
|
|---|
| Aktivis Pemuda NTT di Jakarta Nilai Pilkada 2024 Kondusif: Tidak Terjadi Hal yang Dikhawatirkan |
|
|---|
| Jenuh dan Karakter Rasional Warga Kota Bekasi Jadi Faktor Rendahnya Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.