Pemilu 2024
Demo di Depan UNJ, Mahasiswa Orasi Pemakzulan Jokowi hingga Bakar Ban dan Kardus
Mahasiswa dari berbagai kampus berdemo di depan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jalan Pemuda, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024) sore.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PULO GADUNG - Mahasiswa dari berbagai kampus berdemo di depan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jalan Pemuda, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024) sore.
Dalam aksi unjuk rasa ini, massa berorasi terkait pemakzulan Presiden Jokowi hingga melakukan aksi bakar ban dan kardus di jalanan.
Demo dimulai sejak pukul 15.00 WIB, di mana para mahasiswa melakukan long march dari dalam kampus UNJ ke Jalan Pemuda.
Massa membawa spanduk dan poster berisi protes dan aspirasinya sambil meneriakkan suara perlawanan.
Sesampainya di depan kampus UNJ, massa berdiam di sana dengan memarkirkan mobil komando.
Satu per satu peserta aksi pun naik ke mobil komando yang dijadikan mimbar bebas untuk para mahasiswa bersuara.
Terpantau sebagian besar orasi dari para mahasiswa berisi tuntutan untuk menurunkan Presiden Jokowi.
"Hari ini kita tunjukkan bahwasanya gerakan masyarakat Indonesia, gerakan menuntut turunnya Joko Widodo dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia," ucap salah satu orator.
"Apabila Joko Widodo tidak mau mundur, apa yang harus kita lakukan? Lawan!" teriaknya lagi.
Koordinator Gemarak sekaligus mahasiswa UNJ, Abdul mengatakan, ada tiga tuntutan yang disuarakan massa aksi hari ini.
"Kita hari ini aksi bawa tiga tuntutan ya, yang pertama turunkan harga bahan pokok khususnya beras, turunkan harga biaya pendidikan dan kesehatan yang hari ini mahal, yang ketiga turunkan Jokowi," kata Abdul di lokasi.

Abdul mengatakan, aksi unjuk rasa tak hanya melibatkan mahasiswa saja, tapi juga dosen dan guru besar yang sama-sama merasakan kegelisahan akan kondisi pemerintahan saat ini.
Diperkirakan ada sekira 200 orang ikut turun ke jalanan mengungkapkan protes dan aspirasi mereka.
"Ada dari guru besar, ada dari dosen-dosen UNJ juga, ada juga dari beberapa masyarakat juga, kemudian dari beberapa kampus-kampus di Jakarta dan di Karawang, mungkin sekitar 200-300 orang," kata Abdul.
Abdul menjelaskan, tuntutan-tuntutan tersebut berangkat dari kegelisahan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo yang dinilai telah melanggar demokrasi.
Presiden Jokowi dianggap menyalahgunakan kekuasaannya untuk memenangkan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilu 2024.
"Presiden Jokowi melakukan tindakan yang sudah melanggar demokrasi kita, khususnya penggunaan kekuasaan untuk memenangkan pemilu," ucap Abdul.
"Kemudian harga bahan pokok, supaya bisa distabilkan pemerintah. Khususnya buat pendidikan, hari ini kami rasakan di kampus biaya pendidikan semakin mahal," sambungnya.
Abdul berharap aksi serupa bisa terus berlanjut dilakukan di kampus-kampus lain di Indonesia.
Ia juga mengharapkan suara rakyat yang disampaikan dalam unjuk rasa hari ini bisa didengar pemerintah.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
PKS Buka Suara soal Faktor Kekalahan di Pilkada Depok, Masih Mendebat Kejenuhan Warga 20 Tahun |
![]() |
---|
Pilkada Telah Usai, GMKI Jakarta Suarakan Masyarakat Kembali Bersatu |
![]() |
---|
Ulasan Lengkap Pilkada Depok 2024: Peta Suara 11 Kecamatan, Nasib PKS hingga Alasan Imam-Ririn Kalah |
![]() |
---|
Aktivis Pemuda NTT di Jakarta Nilai Pilkada 2024 Kondusif: Tidak Terjadi Hal yang Dikhawatirkan |
![]() |
---|
Jenuh dan Karakter Rasional Warga Kota Bekasi Jadi Faktor Rendahnya Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.