Akibat Pandemi, Ekonomi Satu Keluarga Tewas di Apartemen Terpuruk: Dulu Pakai Fortuner Kini Granmax

Sebelum tewas dengan tragis, hidup satu keluarga yang tinggal di Apartemen Teluk Intan, Kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, terbilang berada. 

Istimewa
Satu keluarga nekat mengakhiri hidup dengan melompat dari apartemen kawasan Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024) sore. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sebelum tewas dengan tragis, hidup satu keluarga yang tinggal di Apartemen Teluk Intan, Kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, terbilang berada. 

Namun, akibat pandemi menggebuk, kondisi ekonomi mereka pun turut terpuruk. 

Hal itu diungkapkan oleh salah satu tetangga keluarga tersebut, Arif (47), yang mengenal keluarga itu cukup lama. 

Arif telah tinggal di apartemen tersebut pada tahun 2017. 

Keluarga itu sudah lebih dulu tinggal sebelum dia. 

Keluarga itu terdiri dari sang suami EA (50), AEL (52), serta kedua anaknya JWA (13) dan JL (15). 

Arif mengatakan ekonomi satu keluarga tersebut sempat jatuh akibat pandemi Covid-19. 

"Yang saya tahu, ketika pandemi suaminya terkena pemutusan hubungan kerja. Mulai dari sana, kehidupan keluarga ini terlihat sangat merana," ujar Arif seperti dikutip Kompas.id pada Minggu (11/3/2024). 

Kondisi mereka yang merana bisa dilihat ketika AEL menawarkan istri Arif telur ayam untuk menyambung hidup beberapa kali. 

Kendaraan keluarga mereka pun sempat berganti. 

"Dulu sempat pakai Fortuner, terakhir yang saya dengar menggunakan mobil Gran Max," lanjutnya. 

Sebagai tetangga, Arif pun tak tinggal diam melihat kondisi keluarga mereka yang sedang kesusahan. 

Ia mengaku sudah tiga kali membantu tetangganya itu berupa dana dengan total bantuan sekitar Rp 8 juta. 

"Saya hanya merasa iba dengan keluarga ini. Jadi, saya berharap uang yang saya beri itu bisa sedikit membantu," tambahnya. 

Pertemuan terakhir kali Arif dengan keluarga itu pada tahun 2023. 

Saat itu, mereka ingin pindah ke Surakarta, Jawa Tengah untuk memulai kehidupan baru. 

"Katanya mereka mau memulai bisnis yang baru, tetapi saya tidak tahu bisnis apa yang ia kerjakan," ucapnya. 

Diberitakan sebelumnya, Satu keluarga yang tewas melompat dari rooftop Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024) sore.

Keempat identitas jenazah masing-masing yaitu sang ayah EA (50), ibu AEL (52), anak perempuan JL (15), dan anak laki-laki JW (13).

Mereka tewas terjatuh dari rooftop dengan kondisi tangan saling terikat.

Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan, satu keluarga itu baru terlihat lagi hari ini pada Sabtu (9/3/2024), dan mereka ternyata mendatangi apartemen tersebut untuk mengakhiri hidup secara bersama-sama.

Mereka sempat mendiami apartemen tersebut tetapi sudah dua tahun menghilang dari apartemen tersebut.

"Dulu mereka pernah tinggal di sini, kemudian sudah 2 tahun belakangan tidak tinggal di sini," kata Agus Ady di lokasi, Sabtu malam.

"Baru hari ini kembali lagi ke apartemen untuk melakukan kegiatan seperti ini," sambung Kapolsek.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

 

pernah menjadi penghuni apartemen tersebut selama beberapa waktu.

Keempat orang itu kemudian pindah tempat tinggal dan sudah dua tahun tak terlihat beraktivitas di apartemen tersebut.

Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan, satu keluarga itu baru terlihat lagi hari ini, dan mereka ternyata mendatangi apartemen tersebut untuk mengakhiri hidup secara bersama-sama.

"Dulu mereka pernah tinggal di sini, kemudian sudah 2 tahun belakangan tidak tinggal di sini," kata Agus Ady di lokasi, Sabtu malam.

"Baru hari ini kembali lagi ke apartemen untuk melakukan kegiatan seperti ini," sambung Kapolsek.

Agus Ady memerinci, berdasarkan penelusuran CCTV, keempat orang tersebut datang ke apartemen pada pukul 16.02 WIB.

Mereka datang dalam satu mobil yang sama, yakni Daihatsu Gran Max berwarna silver, dengan nomor polisi B 2972 BIQ.

Dua menit setelah tiba di parkiran apartemen, pada pukul 16.04 WIB empat sekeluarga itu masuk ke dalam lift.

"Di dalam lift, sang ayah (EA) ini terlihat mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL (ibu) terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," kata Agus Ady.

Pada pukul 16.05 WIB, keempat orang itu keluar dari lift di lantai 21 apartemen. 

Mereka lalu naik ke rooftop lantai 21 apartemen dan tercatat melompat pada pukul 16.13 WIB.

"Berdasarkan cctv, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen, kemudian 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," kata Agus Ady.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved