Pemilu 2024

Ini Pengakuan Massa Tandingan yang Selalu Hadir di Tiap Aksi Tolak Pemilu Curang

Hampir di setiap aksi menolak Pemilu curang yang digelar pasti akan ada selalu massa tandingan.

Elga Hikari Putra/Tribunjakarta.com
Koordinator Solidaritas Mahasiswa Cinta Damai Indonesia, Lingga Pangayumi Nasution yang memimpin aksi dari massa pro Pemilu di depan KPU RI, Jumat (15/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Hampir di setiap aksi menolak Pemilu curang yang digelar pasti akan ada selalu massa tandingan.

Massa tandingan ini yakni mereka massa yang mendukung jalannya Pemilu 2024 serta mendukung pemerintah Jokowi.

Biasanya, massa tandingan ini mengatasnamakan dari unsur mahasiswa dan pelajar.

Beberapa kali keberadaan massa ini sempat menimbulkan gesekan dengan massa kontra atau massa penolak Pemilu curang.

Seperti yang pernah terjadi saat aksi di depan DPR RI beberapa waktu lalu, di mana rombongan massa tandingan nyaris dipersekusi massa kontra Pemilu.

Sejak peristiwa itu, polisi selalu memisahkan lokasi aksi antara massa dari kubu yang pro dan kontra Pemilu.

Keberadaan mereka dipisahkan oleh kawat berduri dan terpisahkan jarak sekira 30 meter agar aksi lebih kondusif.

Tetapi aksi saling tuding melalui pengeras suara kerap kali terjadi.

Memang Disiapkan untuk Aksi Tandingan

Massa tandingan yakni kubu pro Pemilu 2024 turut menggelar aksi di depan KPU RI, Jumat (15/3/2024).
Massa tandingan yakni kubu pro Pemilu 2024 turut menggelar aksi di depan KPU RI, Jumat (15/3/2024).

Rupanya keberadaan massa pro Pemilu ini memang sengaja dikerahkan untuk menjadi aksi tandingan dari tiap aksi yang digelar oleh kubu kontra Pemilu.

"Jadi kami memang selalu datang setiap ada aksi dari yang kontra. Tujuannya supaya mengkonter aksi mereka agar tidak menjadi opini publik," kata Koordinator Solidaritas Mahasiswa Cinta Damai Indonesia, Lingga Pangayumi Nasution yang memimpin aksi dari massa pro Pemilu di depan KPU RI, Jumat (15/3/2024).

Lingga mengklaim gerakannya murni dan tak dibayar. 

Dia juga bisa mengklaim bahwa massa yang dibawanya murni mahasiswa, bukanlah massa bayaran.

"Ini dari kampus macam-macam, kita gabungan," ujar Lingga yang mengaku mahasiswa dari Universitas Azzahra yang berlokasi di Jatinegara, Jakarta Timur.

Berstatus sebagai massa tandingan di setiap aksi yang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu, Lingga mengaku pernah merasakan pengalaman tak mengenakan yakni hampir diamuk massa yang kontra Pemilu 2024.

"Pas di DPR kemarin saya sempat dilemparin sama yang kubu sebelah, tapi ya gapapa itu risiko dari perjuangan," kata dia.

Massa Pro dan Kontra Pemilu 2024

Diberitakan sebelumnya, massa pro dan kontra Pemilu 2024 menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor KPU RI, Jumat (15/3/2024) sore.

Lokasi aksi antara massa pro dan kontra Pemilu, dipisahkan oleh kawat berduri dan aparat kepolisian agar tak terjadi bentrok.

Massa aksi pro Pemilu mayoritas terdiri dari anak-anak muda.

Hal tersebut berbeda dengan massa aksi kontra Pemilu yang didominasi oleh para emak-emak.

Massa kontra Pemilu 2024 menggelar aksi di depan KPU RI, Jumat (15/3/2024).
Massa kontra Pemilu 2024 menggelar aksi di depan KPU RI, Jumat (15/3/2024). (TribunJakarta)

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, emak-emak yang tergabung dalam aksi penolakan pemilu itu datang sambil mengibarkan bendera merah putih.

Mereka berasal dari massa Koalisi Rakyat Menggugat Demokrari (Karam) dengan tujuan menuntut untuk segera dibentuk hak angket Pemilu.

Selain itu, massa aksi ini juga meminta agar seluruh Komisioner KPU dipecat, serta menuntut memakzulkan Presiden Jokowi.

Koordinator Karam Demokrasi, Marlin Bato mengatakan, aksi hari ini adalah yang ketiga kalinya dilakukan di depan KPU RI.

"Kita sebelumnya sudah pernah dua kali aksi di DPR, dua kali di Bawaslu dan untuk di KPU ini hari ini yang ketiga kalinya," kata Marlin.

Terkait mayoritas massanya yang merupakan emak-emak, Marlin menyebut bahwa memang para emak-emak adalah yang paling militan untuk menyuarakan adanya dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.

"Jadi memang bukan kali ini saja, tapi di tiap aksi kita memang selalu ada ibu-ibu ini," katanya.

Ia pun menanggapi terkait adanya massa pro Pemilu yang berada di kubu seberang.

Marlin meyakini, massa yang ada di kubu sebranh itu adalah bayaran.

"Kami menghargai mereka tetapi yang jelas aksi mereka itu sangat mengganggu aksi kami dan saya yakin mereka itu bayaran semua, beda dengan massa kita yang datang murni," tuturnya.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved