Tak Ada Jejak Digital, Polisi Kesulitan Ungkap Kasus Satu Keluarga Tewas di Apartemen Penjaringan
Polres Metro Jakarta Utara masih kesulitan mengungkap kasus tewasnya satu keluarga di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Pebby Adhe Liana
Padahal, sebelumnya dua anak tersebut tercatat pernah bersekolah di wilayah Jakarta Utara.
"Si anak juga kan sudah tidak terdaftar di sekolah dan sudah tidak melanjutkan. Satu tahun anaknya sudah nggak sekolah, dua-duanya," kata Gidion.
Keempat orang tersebut, terdiri dari ayah EA (50), ibu AEL (52), anak perempuan JL (15), dan anak laki-laki JW (13).
Sudah tak ada komunikasi dengan keluarga
Sementara itu, Gidion mengungkap keempat almarhum juga sudah tidak berkomunikasi dengan keluarga besar dan kerabat mereka selama 2 tahun belakangan.
Karena minimnya komunikasi, keluarga besar dan kerabat akhirnya tak mengetahui apa saja masalah-masalah yang dihadapi keempat almarhum sebelum tewas mengenaskan pada Sabtu (9/3/2024) lalu.
Dalam penyelidikan, polisi memintai keterangan 12 saksi yang sebagian besar adalah pihak keluarga.
Hasil interogasi, keluarga besar dari keempat almarhum mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang introvert dan cenderung menutup diri.
"Kalo latar belakangnya, kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap kurang lebih 12 orang ya, memang ada handicap-nya, ada ketertutupan, atau bisa dibilang introvert ya, antara empat sekeluarga ini dengan keluarga besarnya," ucap Gidion.
Guna menyelidiki kasus tersebut, polisi lalu mengecek DNA yang melekat pada tali yang terikat di tangan keempat almarhum.
Sekadar informasi, saat melompat dari rooftop apartemen, mereka dalam kondisi saling terikat.
Dua utas tali diamankan polisi dari TKP empat sekeluarga tewas di apartemen tersebut.
Satu ditemukan masih mengikat tangan ibu dan anak laki-laki, sedangkan satu lainnya terlepas dari tangan ayah dan anak perempuan.
Proses pemeriksaan DNA dilakukan sebagai bagian dari upaya mengungkap kasus lewat metode scientific crime investigation.
"Pertanyaan besar apakah bunuh diri ataukah ada pihak lain? Itu yang kemudian kita harus jawab menggunakan scientific crime investigation," kata Gidion.
"Kita menunggu hasil pemeriksaan dari Puslabfor tentang DNA. DNA di mana? DNA yang ada di tali yang ditemukan di TKP, satu melekat pada korban dan satunya terlepas dari tangan korban," bebernya.
Adapun sejak kejadian Sabtu 9 Maret lalu hingga hari ini, polisi sudah melakukan tiga kali olah TKP di apartemen tersebut untuk memperkuat analisa-analisa tertentu yang dikumpulkan dalam penyelidikan.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.