Pemilu 2024

Refly Harun Minta Massa Tolak Hasil Pemilu, Anggap Rakyat Bodoh Jika Dipimpin Orang Tak Jelas

Dari atas mobil komando, Juru Bicara Timnas AMIN, Refly Harun menyerukan kepada massa aksi untuk menolak hasil Pemilu 2024 yang akan diumumkan KPU RI.

TribunJakarta
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun saat orasi dalam aksi tolak hasil Pemilu curang di depan KPU RI, Senin (18/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Dari atas mobil komando, Juru Bicara Timnas AMIN, Refly Harun menyerukan kepada massa aksi untuk menolak hasil Pemilu 2024 yang akan diumumkan KPU RI malam nanti.

Pasalnya, ia menyebut pengumunan hasil Pemilu 2024 hanya merupakan babak akhir dari kecurangan yang terjadi.

"Sekarang dalam menit-menit ke depan, kita hanya akan mendengar bahwa komisi pemilihan umum mengumumkan hasil pemilihan yang curang tersebut," kata Refly dalam orasinya di depan KPU RI, Rabu (20/3/2024).

"Sekarang, saya tanya kepada kawan-kawan semua di sini, kepada siapapun yang ada di sini, kalau mendengar KPU mengumumkan hasil Pilpres dan kita tahu itu curang, apakah kalian akan menerima atau menolak? apakah akan menerima atau menolak?" lanjutnya.

Refly kemudian menyinggung bagaimana meruginya nasib Indonesia ke depan jika harus dipimpin oleh Gibran Rakabuming Raka yang dianggapnya sosok tidak jelas kapasitasnya.

Ia pun dengan tegas menuding Gibran adalah orang titipan Presiden Joko Widodo yang tak bisa kembali berkuasa karena terhalang konstitusi masa jabatan presiden.

"Ketika tidak berhasil mengangkangi konstitusi, ketika tidak berhasil mengangkangi konstitusi, maka yang dititipkan adalah putranya yang masih bau kencur. 

Putranya yang masih tidak layak menjadi pemimpin kita, kalian mau dipimpin anak kecil yang belum jelas, kalian mau dipimpin orang yang tidak jelas kapasitasnya

kawan-kawan semua, kita rakyat Indonesia 270 juta lebih, masa kita tidak bisa mencari pemimpin yang qualified, bodoh sekali kita memilih pemimpin yang tidak jelas," paparnya.

Karenanya, ia meminta massa untuk terus bergerak menggelar parlemen jalanan sampai tuntutan utama mereka yakni membatalkan hasil Pemilu dan pemakzulan Jokowi bisa terlaksana.

"Kita tahu bahwa perjuangan kita tidak hanya selesai disini saja, masih akan kita hadapi hari-hari panjang ke depan, makin ada, masih ada parlemen jalanan seperti ini," ujar Refly.
 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved