Ongkos Mudik Mahal, Kisah Warga Ancol Ngirit Pilih Bajaj Buat Pulang Kampung ke Pemalang

Sejumlah sopir bajaj, warga Ancol, Pademangan, Jakarta Utara kembali memilih moda transportasi bajaj untuk pulang kampung saaat Lebaran 2024.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Warga Ancol mudik menggunakan bajaj di momen Idulfitri 1445 Hijriah, Sabtu (6/4/2024). Sejumlah sopir bajaj, warga Ancol, Pademangan, Jakarta Utara kembali memilih moda transportasi bajaj untuk pulang kampung saaat Lebaran 2024. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Sejumlah sopir bajaj yang merupakan warga Kampung Muka, RW 04 Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara kembali memilih moda transportasi bajaj untuk pulang kampung saat Lebaran 2024 ini.

Mudik naik bajaj merupakan tradisi rutin para sopir bajaj yang tinggal di Kampung Muka, terutama untuk mengirit biaya perjalanan.

Pada Sabtu (6/4/2024) malam, tiga orang warga Kampung Muka yang semuanya berprofesi sebagai sopir bajaj melakukan persiapan untuk pulang kampung ke Pemalang.

Mereka membungkus barang-barang bawaan menggunakan kadus, dan merapikan pakaian untuk dimasukkan ke dalam tas jinjing.

Dengan barang bawaan siap angkut, para sopir bajaj ini mengunci pintu rumahnya dan beranjak menuju ke tunggangan mereka yang terparkir di jalan masuk Kampung Muka Ancol.

Para pemudik ini kemudian memasukkan barang ke sela-sela bagian dalam kursi bajaj.

Setelah semua persiapan rampung, para sopir bajaj ini langsung berangkat dengan kendaraan roda tiga mereka melaju ke kampung halamannya.

Diketahui, malam ini ada tiga orang sopir bajaj yang berangkat mudik dari Kampung Muka Ancol menggunakan satu unit bajaj.

Pemilik bajaj, Khudori (43) mengatakan, dirinya berangkat bersama dua rekannya yang sama-sama satu tujuan ke Kecamatan Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah.

Menurut Khudori, mudik menggunakan bajaj sudah menjadi tradisi tahunan para sopir bajaj yang tinggal di Kampung Muka Ancol.

Alasannya, mudik menggunakan kendaraan roda tiga ini lebih irit ketimbang harus membeli tiket angkutan transportasi lainnya yang semakin tahun harganya semakin meroket.

"Naik bajaj lebih irit, irit biaya buat ongkos pulangnya, kalo naik bus kan lebih mahal. Kami tujuan ke Pemalang, Petarukan, bareng saudara dan teman-teman, tiga orang," kata Khudori di lokasi, Sabtu malam.

Khudori menuturkan, ongkos mudik ke Pemalang dengan menggunakan bus bisa mencapai Rp 300.000 sekali berangkat, itupun untuk satu orang.

Nominal tersebut terbilang memberatkan para sopir bajaj, terutama ketika selama berada di Jakarta pendapatan dari menarik bajaj masih jauh dari kata cukup.

Sementara dengan naik bajaj, Khudori dan kedua rekannya hanya perlu patungan Rp 100.000 per orang untuk kebutuhan bahan bakar dan makanan selama perjalanan.

"Kami sekali jalan ngabisin uang hanya Rp 300.000, itu sudah ramai-ramai patungan. Kalau naik bus satu orang berangkatnya saja Rp 300.000," ungkapnya.

"Naik bus keberatan kalau saya sebagai sopir bajaj, karena pendapatan lagi menurun banget, kalah sama ojek online," tambah dia.

Adapun di momen Idulfitri 1445 Hijriah ini, ada sekitar 30 sopir bajaj warga Kampung Muka Ancol yang berangkat mudik menggunakan bajaj.

Mereka akan menempuh perjalanan 10 jam melewati jalur Pantai Utara hingga sampai ke tujuan di Pemalang, Jawa Tengah.

Sebelum melakukan perjalanan, para sopir bajaj ini memastikan sudah mengecek kondisi kendaraan mereka dan menyiapkan fisik untuk menempuh waktu berjam-jam sampai ke tujuan.

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved