Pilpres 2024

Pengamat Sebut 'Dosa' Jumawa Bikin PDIP Sulit Diterima Koalisi Prabowo, Bakal Oposisi Sendiri?

Rekam jejak PDIP selama 10 tahun berkuasa dan sikapnya selama penyelenggaraan Pemilu 2024 menjadi catatan bagi Prabowo, menurut pengamat.

|
Tribunnews/Jeprima
Presiden terpilih, Prabowo Subianto di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024) malam. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Rekam jejak PDIP selama 10 tahun berkuasa dan sikapnya selama penyelenggaraan Pemilu 2024 menjadi faktor yang membuat partai berlogo kepala banteng itu sulit diterima oleh sejumlah parpol lain.

PDIP kemungkinan bakal menjadi satu-satunya parpol yang tak diajak gabung oleh Prabowo Subianto dalam pemerintahannya.

Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting mengenai posisi PDIP di pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan.

"Nah inilah dilema politik PDIP yang kalau dilihat dari sejarah politiknya saat sedang memenangkan kontestasi pemilu biasanya agak terlalu jumawa sehingga pihak lain juga agak sulit untuk melakukan komunikasi politik dengan PDIP," kata Ginting saat dihubungi, Kamis (25/4/2024).

Sebagai contoh bagaimana PDIP terlalu berkuasa dalam menentukan calon yang menjadi pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Hal itu membuat sejumlah parpol yang tadinya hampir berkoalisi dengannya memilih balik arah ketika merasa posisi Megawati Soekarnoputri terlalu berkuasa.

"Jadi dalam politik itu kan harus ada konsensus ya, kebersamaan. Konsensus tentu harus ada konsesinya apa yang didapat."

"Ya, ujungnya seperti kita tahu bahwa PDIP sesungguhnya berjalan sendiri dan PPP juga kurang mendapatkan respon positif di situ.  Dampaknya PPP ya agak sulit untuk bisa masuk ke Senayan," kata Ginting.

Pertemuan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di rumah Ganjar Pranowo di Tegalsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman untuk silaturahmi, Rabu (10/04/2024).
Pertemuan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di rumah Ganjar Pranowo di Tegalsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman untuk silaturahmi, Rabu (10/04/2024). (Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani)

Apalagi, PDIP kini juga menjadi satu-satunya parpol yang belum menerima hasil Pilpres 2024.

Hal itu terlihat tak adanya wakil dari PDIP yang menghadiri penetapan presiden dan wakil presiden terpilih di KPU RI.

Bahkan, PDIP juga berencana menggugat hasil Pilpres 2024 ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) meski sudah ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

"Nah ini juga menandakan bahwa PDIP belum bisa keluar dari kemelut akibat luka politik yang begitu dalam  terutama karena Jokowi," ujar dia.

Belum lagi mengenai buruknya hubungan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan kini dengan Presiden Jokowi, di mana nama tokoh terakhir kini berada dalam barisan kubu Prabowo.

Prabowo tentunya mempertimbangkan saran dan masukan dari rekan koalisinya jika ingin mengajak partai lain untuk ikut bergabung.

Megawati Soekarnoputri di Rakernas ke-4 PDIP di Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Megawati Soekarnoputri di Rakernas ke-4 PDIP di Jakarta, Jumat (29/9/2023). (Youtube PDI Perjuangan)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved