Viral di Media Sosial
5 Mahasiswi UNDIP Viral Dituding Menyalahgunakan KIP Kuliah: 4 Mengundurkan Diri, 1 Bertahan
5 mahasiswi Universitas Diponegoro (UNDIP) dituding menyalahgunakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sebanyak 5 mahasiswi Universitas Diponegoro (UNDIP) dituding menyalahgunakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Nama mereka pun viral di media sosial X (dulunya Twitter). Diposting pertama oleh @riansayn, ia menyebutkan lima nama mahasiwa/i Undip penyalahgunaan KIP Kuliah ini.
Kemudian makin dikuliti oleh akun X @undipmenfess.
Mereka adalah Cantika Mutiaara Johani, Ekonomi UNDIP 2021. Kemudian Syifa Khulfia Putri, Fisika UNDIP 2022.
Ramadha Azzahra Maharani, Administrasi Publik UNDIP 2022. Lalu, Cecilia Sevilla Tampubolan - Ilmu Pemerintahan UNDIP 2023, dan Nadira Dwi Puspita, Fisika UNDIP 2022.
Dari lima nama tersebut, empat diantaranya memilih untuk mengundurkan diri.
Mereka yang mengundurkan diri ialah Cantika Mutiaara Johani, Syifa Khulfia Putri, Cecilia Sevilla Tampubolon dan Nadira Dwi Puspita.
Sementara Ramadha Azzahra Maharani memilih mempertahankan KIP Kulliah. Alasan yang dijabarkannya pun ada 7 poin, yakni:
1. Saya anak pertama dari 2 bersaudara yang dibesarkan oleh seorang ibu yang merupakan single parent. Ayah kandung meninggalkan saya dan keluarga ketika saya masih kelas 3 SD. Sehingga perekonomian ditopang oleh ibu saya.
2. Ibu saya berprofesi sebagai guru PPPK (non PNS) dengan gaji kurang lebih 3 juta. Alokasi dana gaji orang tua : 1,3 juta untuk saya (include kos 700 ribu 600 ribu makan dll) dan sisanya untuk sekolah adik saya dan keperluan rumah tangga lainnya ( lampiran foto kos dan nota )
3. Saya berjuang untuk membantu ibu saya dalam membayar pendidikan melalui beasiswa prestasi dari SD sampai SMP dengan mendapatkan peringkat paralel dan memenangkan beberapa perlombaan
4. Saya juga mendapatkan beasiswa hampir serupa di SMA Unggulan CT ARSA Foundation milik bapak Chairul Tanjung yang dimana sekolah ini diperuntukkan untuk siswa yang berprestasi namun terbatas dalam perekonomian
5. Proses seleksi yang ketat dan bahkan terdapat survei dan interview langsung di rumah saya oleh tim CT Arsa Foundation untuk mengetahui keadaan perekonomian keluarga saya, interview juga dilakukan dengan ibu dan tetangga saya
6. Dengan lolosnya saya di sekolah ini menunjukkan keabsahan bahwa saya tidak memanipulasi data apapun untuk memperoleh keuntungan. Saya murni memanfaatkan beasiswa untuk pendidikan bukan hal yang lain.
7.Saya mengikuti prorgram lanjutan dari SMA yaitu KIPK untuk melanjutkan perguruan tinggi dan proses verifikasi data serta berkas yang dinyatakan sah tanpa memanipulasi apapun, akan saya lampirkan bukti bahwa saya tidak memanipulasi data mengenai kondisi perekonomian saya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.