Revitalisasi Mangkrak 10 Tahun, Pedagang Pasar Munjul Mengeluh Kondisi Kios Tak Layak
Di tengah mangkraknya proyek revitalisasi, Dinas PPKUKM DKI Jakarta selaku pengelola berencana menaikkan uang retribusi bulanan
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Mangkraknya proyek pembangunan gedung Pasar Munjul di Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur berdampak buruk bagi pedagang.
Akibat mangkraknya proyek pembangunan yang dilakukan sejak tahun 2014 silam, para pedagang di Pasar Munjul merugi karena kios tempat mereka berjualan di dalam pasar tidak layak.
Pedagang Pasar Munjul, Nana mengatakan merugi karena kondisi kios sementara yang mereka tempati sekarang berisiko membuat barang dagangannya rusak terdampak cuaca.
"Kita kalau hujan enggak bisa jualan, karena tampias air masuk. Kalau panas risikonya ke barang (rusak)," kata Nana di Pasar Munjul, Jakarta Timur, Jumat (10/5/2024).
Nana yang merupakan pedagang perabotannya rumah tangga mencontohkan dagangan berbahan plastik miliknya kerap rusak terpapar terik sinar matahari.
Menurutnya terik sinar matahari mengakibatkan warna dagangan kusam dan pudar, sehingga banyak perabot berbahan plastik yang justru berakhir tidak layak jual.
Kondisi sudah berlangsung delapan tahun saat pedagang Pasar Munjul terpaksa berdagang pada kios semi permanen yang mereka dirikan di area parkir menggunakan uang pribadi.


"Makannya kadang-kadang banyak reject-nya barang kita. Belum lagi debu karena dekat parkir. Tempatnya memang kurang memadai. Beda kalau bisa dagang di dalam gedung," ujar Nana.
Saat proyek revitalisasi Pasar Munjul dimulai 10 tahun silam Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) sudah menganggarkan Rp10,2 miliar.
Tapi pembangunan gedung yang sedianya dibangun dua lantai terhenti begitu saja saat proyek masih dalam tahap pengerjaan di lantai satu, sehingga gedung belum dapat digunakan.
Satu-satunya cara mereka dapat berdagang hanya mendirikan kios semi permanen yang dibangun menggunakan uang pribadi, pun kondisinya tidak layak dan membuat mereka rugi.
"Kalau hujan risikonya banjir, angin, baju dagangan basah semua. Kalau hujan enggak bisa dagang tutup total. Kondisi seperti ini sudah lama," tutur pedagang pakaian di Pasar Munjul, Safinah.
Kondisi kios yang tidak nyaman juga mengakibatkan menurunnya jumlah pembeli di Pasar Munjul, bahkan omzet para pedagang anjlok 50 persen dalam beberapa tahun terakhir.
Ironinya di tengah mangkraknya proyek revitalisasi, Dinas PPKUKM DKI Jakarta selaku pengelola berencana menaikkan uang retribusi bulanan untuk pedagang Pasar Munjul.
Tembok Rumah Jebol Terdampak Longsor, Sekeluarga di Lubang Buaya Mengungsi |
![]() |
---|
Jasad Bayi Dalam Karung Ditemukan di Cipayung Jaktim, 2 Orang Tak Dikenal Mondar-mandir di TKP |
![]() |
---|
Anggota Polres Jakarta Timur Terima Setoran dari Penjual Toko Obat Terlarang di Pondok Ranggon |
![]() |
---|
Jasad Bayi Terbungkus Karung di Lubang Buaya, Diduga Sudah 2 Hari Meninggal |
![]() |
---|
Kata IPW Soal Penjual Obat Daftar G Diduga Beri Setoran ke Anggota Polres Metro Jakarta Timur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.