Tak Hanya untuk Pernikahan, Roti Buaya Kini jadi Hidangan Ulang Tahun Hingga Oleh-oleh
Seiring perkembangan, zaman roti buaya tidak hanya disajikan sebagai seserahan saat pernikahan saja
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Roti buaya yang dahulunya sarat menjadi seserahan mempelai pria kepada wanita saat pernikahan kini menjadi hidangan dikenal masyarakat luas.
Seiring perkembangan, zaman roti buaya tidak hanya disajikan sebagai seserahan saat pernikahan saja, tapi menjadi oleh-oleh dan hidangan yang disuguhkan saat acara spesial.
Jimboys Bakery di Jalan Kramat Ganceng, Kelurahan Pondok, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur misalnya, banyak menerima pesanan roti buaya di luar keperluan seserahan pernikahan.
"Dulu memang buat acara nikahan, tapi sekarang bisa buat banyak acara. Seperti untuk ulang tahun, atau buat seru-seruan," kata pemilik Jimboys Bakery, Hayati Suminar (50), Kamis (9/10/2025).
Terlepas dari filosofi kesetiaan karena buaya merupakan hewan yang hanya kawin dengan satu pasangan, roti buaya banyak digemari karena bentuknya unik dan berbeda dari roti umumnya.
Bentuk yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli, sehingga warga memilih membeli roti buaya dibandingkan roti atau kue pada umumnya sebagai kue ulang tahun.
Terlebih seiring perkembangan zaman roti buaya yang dahulunya dikenal karena teksturnya keras, kini berubah memiliki tekstur lembut dan sudah memiliki berbagai varian rasa.
"Jadi pembeli juga enggak hanya dari orang Betawi, orang Jawa banyak membeli. Kita juga terus berinovasi biar enak dikonsumsi. Biar anak kecil, orang tua juga suka," ujarnya.

Pelanggan kian beragam karena banyak warga dari berbagai wilayah yang memesan secara online, terlebih roti buaya produksi Jimboys Bakery mampu bertahan hingga lima hari.
Hayati menuturkan di Jimboys Bakery dia menyediakan varian roti buaya dengan rasa coklat, keju, dan srikaya maupun isian dengan rasa lainnya sesuai permintaan konsumen.
Harga sepasang roti buaya yang ditawarkan di Jimboys Bakery berkisar Rp400-Rp700 ribu dengan panjang 60 sentimeter hingga 1,2 meter, termasuk dua anak roti buaya.
"Pelanggan dari macam-macam, ada yang dibawa ke luar kota, pernah dari Timor Leste, Kalimantan. Ada juga dari Kementerian Luar Negeri yang pesan untuk dikasih ke Kedutan Peru," tuturnya.
Berita Terkait
- Baca juga: Cerita Pengrajin Roti Buaya di Jakarta Timur: Proses Pembuatan hingga Filosofi Kesetiaan
- Baca juga: Dr Dion Haryadi Soroti Kasus Ibu Menyusui Makan Roti Gluten Free Diduga Palsu: Akibatnya Bisa Fatal
- Baca juga: VIRAL King Abdi Murka Lihat Konten Anak Buang Roti Auntie Annes: Caramu Hidup Diperbaiki
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
Cerita Pengrajin Roti Buaya di Jakarta Timur: Proses Pembuatan hingga Filosofi Kesetiaan |
![]() |
---|
Setiap Tahunnya, 30 Persen Siswa Lulusan SMAN Unggulan M.H Thamrin Diterima Kampus Luar Negeri |
![]() |
---|
TPU Cipayung Dibuka untuk Umum, Punya Kapasitas 3.080 Petak Makam |
![]() |
---|
Dukung DPRD DKI Tutup Parkir Ilegal, Gubernur Pramono: Kalau Tak Berizin Disegel Itu Pantas |
![]() |
---|
Jasad Bayi dengan Tali Pusar Menempel Ditemukan di Cipayung Jakarta Timur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.