Kecelakaan Subang
6 Pernyataan Yayasan SMK Lingga Kencana Soal Tragedi Bus Maut: Terkuak Guru Belum Bisa Diajak Bicara
Simak enam pernyataan Yayasan Kesejahteran Sosial terkait kecelakaan maut yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang.
Dari hasil pembahasan, disepakati lokasi perpisahan di Bandung, Jawa Barat selama dua hari satu malam yaitu 10 dan 11 Mei 2024.
"Panitia dari guru, (menggunakan pihak ke tiga travel) iya," katanya, Minggu.
Dian mengakui, rapat bersama orangtua murid sudah dilakukan beberapa kali untuk menentukan tempat.
Bahkan, pihaknya sudah melakukan survei terhadap tempat yang bakal dijadikan lokasi perpisahan siswa SMK Lingga Kencana.
"Jadi bukan sekonyong-konyong, sudah disurvei beberapa hari sebelum dilaksanakan," tegasnya.
3. Yakin Bus Layak Jalan

Pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial ternyata tidak mengetahui bus yang kecelakaan itu masa berlaku kelayakan untuk jalan sudah habis.
Namun begitu, Pengurus Yayasan Kesejahteraan Sosial, Dian Nurfarida menyatakan pihaknya merasa yakin dengan bus tersebut layak untuk membawa anak didiknya ke Bandung.
"Alhamdulillah yang dua bus baik-baik saja. Sebenarnya sejak awal kami yakin dengan PO ini, kalau tidak yakin kami tidak akan berangkatkan," ungkapnya.
"Kami ingin berikan yang terbaik untuk anak-anak kami," imbuhnya. (m26)
4. Guru Belum Bisa Diajak Bicara
Pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) akan menjalin komunikasi dengan para guru dan murid yang selamat dalam insiden kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat.
Sekretaris YKS Deddy Ahmad Mustofa menyatakan, pemanggilan terhadap guru dan murid dari SMK Lingga Kencana itu untuk mengklarifikasi sebagaimana kondisi atau kronologi yang sebenarnya terjadi saat insiden kecelakaan.
Upaya untuk berkomunikasi dengan pihak guru dan murid yang selamat itu kata dia, untuk meluruskan informasi yang ada saat ini.
Pasalnya, kabar di luar sejauh ini masih simpang siur, terutama soal kronologi dari kecelakaan.
"Karena beritanya simpang siur, saya pun tidak bisa mengatakan apakah ini benar atau tidak, tetapi sebagian besar sudah tahu kronologis kejadiannya ini," ujar dia.
Meski demikian, pihak yayasan memerlukan waktu untuk bisa berkomunikasi dengan guru dan murid yang berada dalam bus tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.