Viral di Media Sosial

Ketika Kemiskinan Merenggut Jiwa, Anak di Cirebon Depresi Tanggung Tekanan Ekonomi Keluarga

Kisah ARD, anak usia 13 tahun di Cirebon menggambarkan bagaimana kemiskinan bisa merenggut jiwa.

|
Youtube Pratiwi Novyanthi
ARD di pelukan bibinya. ARD merupakan bocah 13 tahun yang mengalami depresi karena tekanan ekonomi keluarganya. 

Ia juga selalu salat dan mengaji tak peduli jika hujan.

"Dia anaknya dulu penurut, rajin solat, ngaji, walau hujan aja dia tetap ngaji pakai payung," kata ibunda ARD.

Pemerintah Datang

Setelah viral, pemerintah mulai memberi pendampingngan, pada Senin (13/5/2024).

Jajaran Dinas Pendidikan Kota Cirebon mendatangi kediaman ARD di bilangan Kecamatan Kesambi.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Para pegawai pemerintah itu memeluk dan menenangkan ARD yang menangis.

ARD juga berulang kali berdiri dan meminta pergi ke Kabupaten Kuningan. Lalu tiba-tiba ARD marah dan menjatuhkan diri sendiri ke lantai.

ARD juga terus menangis dan berteriak.  Bahkan saat hendak ditolong, ARD sempat memukul beberapa petugas di sekitarnya.

Sejumlah warga dan keluarga berusaha menenangkan dengan memegang kaki ARD, agar tidak terus menendang dan menyakiti diri sendiri.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih, memastikan ARD masih terdaftar di sekolahnya.

"Ananda tidak dikeluarkan, masih aktif juga sebagai pelajar, penerima KIP juga. Hanya saja, saat ini, anak dalam situasi khusus, saya yakin anak ARD akan sembuh lagi," kata Ade usai penanganan di rumah ARD, Senin (13/5/2024) pagi.

Setelah berbincang dengan pihak keluarga, Ade juga mengonfirmasi soal penyebab ARD menjadi depresi.

ARD mengalami depresi atau gangguan psikis sekitar September 2023. Saat itu, ibu kandung ARD menjual ponsel milik ARD yang diduga menjadi pemicu.

Ponsel itu dibeli dari uang milik ARD yang ditabungnya cukup lama. Ponsel itu menjadi alat bermain dan juga alat belajar ARD.

Lambat laun ARD sering marah dan mengamuk. Satu ketika ARD pernah marah di kelas hingga tidak lagi berangkat sekolah.

"Jadi, anak ini mengumpulkan uang untuk membeli hp dari uang sendiri. Anaknya baik, kecerdasannya juga baik.

Masalahnya bermula dari ibunya menjual hp itu, tapi tidak bisa disalahkan juga, karena kondisi desakan ekonomi," tambah Ade. Dinas Pendidikan mengaku telah menangani ARD sebelum kasus ini viral di media sosial. 

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved