Marak Parkir Liar di Jakarta, Ahok Ungkap Ada Praktik Bagi Hasil hingga Singgung Keterlibatan Pemda
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok buka-bukaan soal marak parkir liar di Jakarta. Sebenarnya ada apa?.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok buka-bukaan soal marak parkir liar di Jakarta.
Hal ini disampaikan Ahok lewat video yang diunggahnya di kanal Youtube pribadinya (Panggil Saya BTP).
Dalam unggahan tersebut, Ahok menceritakan pengalamannya menertibkan parkir liar saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada periode 2014-2017 silam.
Ahok bilang, menertibkan parkir liar di Jakarta bukan perkara mudah lantaran ada oknum pemerintah daerah (pemda) yang terlibat.
Oknum tersebut pun acap kali menolak terkait usulan menertibkan parkir liar tersebut.
“Parkir-parkiran seperti di Waduk Melati itu saya usul beberapa kali (untuk ditertibkan), tapi ada oknum di Pemda yang enggak mau,” ucapnya dikutip TribunJakarta.com, Sabtu (18/5/2024).
“Saya kira ada pembagian uang yang banyak sekali di parkir-parkir liar ini,” tambahnya menjelaskan.
Hal ini dikatakan Ahok bukan tanpa alasan, ia mengaku pernah secara langsung menemui para juru parkir liar tersebut.
Meski para juru parkir liar itu kerap disebut mendapat penghasilan yang fantastis dari hasil memungut bayaran dari para pengendara, namun nyatanya kehidupan mereka jauh dari kata mewah.
“Mereka enggak jadi kaya raya kok, tukang terima setorannya yang jadi kaya saya kira. Mereka mah miskin-miskin aja, biasa saja, pas-pasan hidupnya,” ujarnya.
Politikus PDI Perjuangan ini bilang, parkir liar sejatinya bisa diatasi dengan memperbanyak parkir-parkir resmi.
Ahok bilang, rencana tersebut sempat ingin dijalankannya untuk menertibkan parkir liar dan pedagang kaki lima yang ada di sekitar pusat perbelanjaan Plaza Indonesia dan Grand Indonesia.
Namun lagi-lagi rencana tersebut gagal terealisasi lantaran ditolak mentah-mentah oleh oknum pemda tersebut.
“Mereka bilang ‘enggak boleh pak di atas sungai, pelanggaran’. Saya kira memang kadang ada oknum pejabat di DKI yang sengaja nakut-nakutin dan bilang enggak boleh. Enggak boleh karena takut setorannya hilang kan,” tuturnya.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.