DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap
Nunggu Lama, Kerabat Saka Tatal Melongo Tak Disumpah Jadi Saksi di Sidang Vina: Ga Didengerin Hakim
Kerabat Saka Tatal, Sadikun menceritakan pengalaman saat menjadi saksi dalam sidang kasus pembunuhan Vina Cirebon di PN Cirebon.
"Berani," jawab Sadikun tegas.
Kepada Dedi Mulyadi, Sadikun mengaku bersama Saka Tatal saat kejadian yang menewaskan Vina Cirebon.
Mereka tengah berkumpul bersama di rumah Nenek Saka Tatal pada pukul 19.00 WIB.
Saat itu ada teman bernama Ivan mengeluhkan kondisi motornya yang rusak. Padahal rencananya Minggu pagi Ivan mau menemui kekasihnya.
"Ivan tanya ada gak bengkel buka malam itu. Saya telpon dulu, orangnya buka atau tidak," kata Sadikun.
Sadikun lalu berinisitif membawa motor Ivan itu ke bengkel dengan mengajak Saka di boncengannya.
Namun ketika mau menuju ke jembatan, tiba-tiba Sadikun melihat banyak polisi.
Dia mengira saat itu ada razia, sehingga dia memutuskan untuk mencari jalan alternatif menghindari razia polisi karena tidak memakai helm.
Saat itu Sadikun belum mengetahui kalau polisi itu tengah menyelidiki temuan jasad Vina dan Eki di atas jembatan. "Kiraian razia, maka cari aman aja lah. Takutnya apa lah," kata Sadikun kepada Anggota DPR itu.
Karena harus berputar-putar, akhirnya Sadikun dan Saka baru pulang ke rumah pukul 24.00 WIB.
Setelah itu Saka langsung tertidur dan Sadikun masih terjaga. Tiga hari kemudian, tiba-tiba Sadikun mendengar Saka ditangkap polisi dikaitkan dengan tewasnya Vina dan Eki yang jasadnya ada di jembatan.
Sadikun semakin kaget ketika mendapati kabar Saka menjadi tersangka kasus ini.
Sadikun mengaku sudah pernah dimintai keterangan ini di kepolisian. Bahkan keterangannya itu dibuat berita acara pemeriksaan (BAP).
"Di BAP saya katakan bahwa saka bersama saya nongkrong di rumah neneknya. Saya ke bengkel. Di fly over ada polisi, saya takut razia. Itu sudah ada kejadian pembunuhan dan Saka saya bonceng saat itu," katanya.
Pengakuan Saka Tatal
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.